KENDARI, SERUJI.CO.ID – Proyek pariwisata Kendari Water Sport masih terbengkalai. Mulai dikerjakan akhir 2015 proyek itu diharapkan selesai akhir 2017 lalu, namun hingga kini sarana permainan olahraga air tersebut tidak selesai, bahkan tidak terurus, diserakin sampah dan bila malam hari dijadikan tempat mesum.
Dari Kantor Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sulawesi Tenggara di Kendari, Kamis (10/1) diperoleh informasi bahwa Kendari Water Sport dibangun akhir 2015 dengan anggaran APBN lebih dari Rp300 Miliar. Proyek itu sepenuhnya untuk menunjang sarana kepariwisataan bahari di kawasan Teluk Kendari.
Di proyek itu menurut beberapa pejabat Dinas Pariwisata, antara lain akan dibangun Jeti yang bisa disandari kapal rakyat untuk mengangkut wisatawan yang akan ke Pulau Bokori, Toronipa, Lebengki dan lain lain.
“Namun karena anggaran terbatas rencana pembangunan Jeti belum bisa diwujudkan hingga kini,” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra, Syahruddin Nurdin.
Saat SERUJI dan beberapa wartawan melihat dari dekat proyek itu, Kamis (10/1), mendapati serakan sampah yang menyebar tidak saja di kolam, tetapi juga di bangunan bangunan tempat berteduh dan di aeal parkir. Rumput liar juga tumbuh tinggi.
Sementara di areal pantai ada perahu rusak yang dibiarkan hancur di areal kolam.
Beberapa pedagang di sekitar lokasi itu menjelaskan, karena tidak pernah dijaga dan dirawat, bila malam banyak pasangan tua dan muda ke lokasi itu untuk mesum.
“Sedih melihat proyek ini dibiarkan terlantar, padahal mungkin sudah menghabiskan banyak uang negara…” ujar Priyo Susilo warga Sidoarjo, Jatim, yang akan studi di program Magister Universitas Halu Oleo, Kendari.
Beberapa anggota DPRD Sultra minta pihak Kejaksaan Tinggi Sultra kembali mengusut proyek Kendari Water Sport. Sejak dibangun akhir 2015 proyek itu sudah memakan beberapa pejabat instansi kepariwisataan Prov Sultra karena kasus korupsi anggaran proyek.
Diantara pejabat yang kini ditahan karena terbukti korupsi anggaran proyek Kendari Water Sport adalah Zainal Koedoes, Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sultra tahun 2017. (AH/Hrn)