RANGKASBITUNG, SERUJI.CO.ID – Para petani di daerah Banten, meliputi Kabupaten Pandeglang, Lebak dan Serang kini mengeluh. Pasalnya, hasil pertanian mereka yang berlimpah banyak tak terjual sehingga dibiarkan rusak dan dibuang.
Salah satu penyebabnya, seperti diungkapkan Ketua Himpunan Masyarakat Tani dan Nelayan Banten, Cecep Supriyatna kepada SERUJI di Rangkasbitung, Selasa (12/3) karena mahalnya ongkos angkut hasil pertanian dari daeerah Banten ke pasar-pasar besar seperti Tangerang dan Jakarta.
“Banyak hasil pertanian seperti buah-buahan dan bahan sayuran yang cepat rusak lalu dibuang. Banyak juga yang dijual dengan harga banting di pasar Rangkasbitung, Pandeglang dan Serang, tapi petani harus menderita rugi besar karena besarnya ongkos angkut tidak imbang dengan hasil jualannya,” ujar Cecep.
Ongkos Angkut Mahal Karena Tidak Ada Lagi Gerbong Kereta Barang
Ia menambahkan, mahalnya ongkos angkutan karena kereta yang semula menyediakan gerbong khusus untuk hasil pertanian, kini diganti dengan gerbong penumpang dan gerbong barang ditiadakan.
“Masyarakat petani kemudian usul agar Bupati Lebak, Pandeglang, Serang, juga walikota Cilegon kompak meminta pihak Kereta Api Indonesia kembali menghidupkan gerbong khusus barang,” ungkapnya.
Berkait dengan harapan masyarakat petani Banten itu, pekan lalu sejumlah petani telah mendatangi DPRD Banten di Serang agar dibantu pengadaan gerbong angkutan barang di jalur kereta Banten-Jakarta.
Haji Sam’un petani buah-buahan dari Rangkasbitung menuturkan selama angkutan barang masih disiapkan pihak kereta api, tidak ada masalah seperti yang dialami petani sekarang.
“Angkutan barang di kereta selain murah juga lancar, tetapi angkutan itu sudah ditiadakan sejak setahun lalu,” jelasnya.
Bupati Lebak Hj Iti Octavia Jayabaya saat dikonfirmasi membenarkan keluhan para petani di daerahnya. Karena itu Pemda Lebak, kata Bupati, akan menyurati pihak Kereta Api agar kembali menghidupkan gerbong khusus barang setiap harinya.