SUMBA TIMUR, SERUJI.CO.ID – Banjir bandang yang menerjang desa Kambatatana, kecamatan Pandawai, Kabupaten Sumba Timur, NusaTenggara Timur (NTT) sempat merubuhkan sebuah jembatan penyeberangan alternatif yang sering dilalui warga desa menuju kota Waingapu.
Menurut salah seorang warga desa Kambatatana, Umbu Matolang ambruknya jembatan akibat banjir bandang yang menerjang desa beberapa hari lalu karena hujan dengan intensitas tinggi selama empat hari di desa Kambatatana.
“Jembatan ini sudah mulai ambruk dari kamarin, sampai saat ini tambah derasnya banjir maka tambah rubuh lagi jembatannya, padahal jembatan ini satu-satunya jembatan penyeberangan warga desa untuk ke kota,” kata Matolang kepada SERUJI, Kamis (4/1).
Dia menambahkan, jembatan yang disebut jembatan Pelangi itu adalah jembatan yang di bangun oleh Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) bersama masyarakat desa.
“Jadi jembatan itu bukan saja menghubungkan antar kota tapi dari dusun ke dusun juga bisa karena selalu dilalui warga desa yang pergi menjual hasil sayur-sayurannya ke kota,” ungkap Matolang.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumba Timur Martina Djera ketika ditemui menjelaskan, pihaknya akan segera mengambil langkah-langkah terkait ambruknya jembatan Pelangi di desa Kambatatana tersebut.
“Kita akan selidiki penyebab rubuhnya jembatan itu secepatnya, karena yang mengerjakan dulu dari PNPM bersama masyarakat desa, jadi untuk sementara ini kita akan bangun jembatan darurat agar warga dapat melintasi dan dapat beraktifitas kembali,” pungkasnya (Habibudin/Hrn)