SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak membantah jika postingan media sosial (medsos) menjadi rujukan bagi masyarakat untuk mencari berita yang benar. Menurut EMil, justru media siber lah yang saat ini menjadi rujukan masyarakat.
“Saya pelajari tren media cetak struggle, sementara siber naik. Tapi strategi media siber telah melebur dengan media sosial, bukan sebaliknya,” kata Emil saat membuka Rakerwil Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Jawa Timur dan Seminar Nasional Media Siber: ‘Good Journalism vs Hoax di Era Post-Truth’ di Surabaya, Sabtu (18/5).
Dikatakan Emil, berdasarkan survei, tingkat kepercayaan pada media siber saat ini justru naik, sementara media sosial mengalami penurunan. Sehingga ini menjadi tantangan bagi pengelola media untuk menyajikan keakurasian berita.
“Good journalism tantangannya speed dan akurasi. Tapi saya kembalikan ke medianya sendiri. Apakah bisa menyajikan berita yang akurat. Sebab ada satu pertimbangan (akurasi), yakni dampaknya atau resiko,” tandas mantan Bupati Trenggalek yang mengaku pernah menjadi korban hoax media tersebut.
Emil juga menantang para pemimpin redaksi yang mengelola media siber dan tergabung di AMSI Jatim untuk membikin konsensus akurasi.
“65 persen masyarakat percaya hoax. Mumpung Pimred (media siber) kumpul. Bagaimana kalau membuat konsensus akurasi berita. Sehingga kita sama-sama bisa melakukan pelurusan terhadap media hoax, karena ini eranya post-truth,” pungkas Emil.