SERUJI.CO.ID – Awal bulan yang lewat saya bersama rombongan melakukan perjalanan wisata, atau istilah kerennya travelling ke luar negri, New Zealand. Anggota rombongan cukup banyak, 25 orang, sebagian besar sudah saya kenal dengan baik karena kami satu alumni, sebagian lain saya tidak kenal sama sekali.
Melihat dari usia, seperti saya, kebanyakan sudah berusia di atas 60 tahun. Sudah termasuk lansia, bahkan sudah ada yang mendekati 70 tahun. Dan, bila dilihat dari profesinya cukup beragam. Tiga orang diantaranya sudah menyandang gelar sebagai Guru besar di suatu perguruan tinggi terkenal.
Sebagian rombongan bertolak dari Jakarta, sebagian lain dari Surabaya. Sebelum menuju Sydney yang kemudian melanjutkan perjalanan ke Queenstown, South New Zealand kami transit lebih dahulu di bandara Changi, Singapore. Di bandara Changi inilah kami bergabung dengan teman-teman yang berangkat dari Surabaya.
Dan, di bandara Changi inilah saya bertemu dengan adik kelas saya, satu tahun di bawah saya, di Fakultas Kedokteran UGM.
Pertama Saya melihat dia dari jauh, kebetulan kami yang berangkat dari Jakarta lebih dahulu sampai di ruang tunggu pesawat Qantas menuju Sydney, adik kelas saya ini, didorong naik kursi roda. Melihat ini terlintas langsung dalam pikiran saya, ada apa? Kok didorong begitu? Sakit apa beliau? Karena sudah sangat lama tidak bertemu, lebih kurang 20 tahun, yang saya tahu selama ini beliau adalah seorang perwira Angkatan Laut.
Karena ingin tahu mengapa beliau harus didorong naik kursi roda, kemudian saya tanyakan kepada teman saya yang kebetulan dekat dengan beliau. Dan ternyata beliau menderita suatu penyakit kronis yang mengalami komplikasi, rasa kebas, berat pada kakinya sehingga agak kesulitan waktu berjalan, apalagi kalau menaiki tangga atau jalan jauh.
Lalu, sampai di bandara international Sydney, sejawat saya ini kelihatan masih di dorong naik kursi roda. Tapi, aneh, ketika dia turun di Bandara Queenstown beliau sudah berjalan sendiri, namun menggunakan tongkat. Dan lebih heran lagi saya, waktu turun dari mobil di kota Queenstown tempat kami berhenti untuk berjalan kaki menuju Wakatipu Lake beliau juga turun sendiri.