JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel berpotensi melahirkan kekerasan yang lebih besar, terutama di Timur Tengah.
“Bagi kami, apa yang dilakukan oleh AS adalah provokasi untuk melahirkan konflik, terorisme, radikalisme yang lebih besar di Timur Tengah,” kata Dahnil kepada wartawan di Jakarta, Kamis (7/12).
Dia mengatakan tindakan AS menunjukkan negara itu miskin komitmen untuk menjaga perdamaian dunia. AS justru menjadi produsen provokasi konflik di Timur Tengah dan dunia melalui tindakan mendirikan Kedutaan Besarnya di Yerusalem.
“Terang Amerika Serikat saat ini tidak merawat komitmen perdamaian dunia, bahkan justru terus menjadi provokasi konflik-konflik lebih besar terjadi. Tindakan AS tersebut memperkuat asumsi bahwa Amerika Serikatlah sesungguhnya produsen radikalisme dan terorisme,” kata dia.
Dahnil juga mendesak Indonesia agar memainkan peran diplomasinya guna mengatasi krisis Yerusalem itu terlebih Indonesia memiliki posisi diplomasi yang relatif bisa diterima oleh banyak negara.
“Penting agaknya Indonesia menghimpun kekuatan dunia untuk mendesak AS menghentikan tindakan ‘bodoh’ yang bisa mengakibatkan konflik Israel-Palestina lebih besar dan memprovokasi konflik meluas di Timur Tengah bahkan di negara-negara lain karena sentimen Palestina versus Israel yang kemudian bisa memprovokasi lahirnya tindakan-tindakan radikalis di banyak tempat,” kata dia.
Dia juga mengapresiasi sikap Presiden Jokowi yang menyampaikan protes keras terhadap Amerika Serikat yang memutuskan mendirikan kedutaan besar AS di Yerusalem yang bisa berdampak pada stabilitas dunia dan meningkatkan eskalasi konflik di Palestina-Israel bahkan mendorong konflik lebih besar di Timur Tengah. (Ant/SU02)