JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Koalisi Masyarakat Sipil Peduli Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menagih kepada Presiden Joko Widodo untuk segera mempercepat pengusutan kasus penyerangan terhadap Novel Baswedan.
“Pada intinya kedatangan kami menagih bukan hanya pimpinan KPK, tetapi Presiden karena kami luput melihat respon yang cepat terkait penanganan perkara juga dari Kepolisian,” kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Lalola Easter di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (11/10).
Lalola menyatakan bahwa sudah banyak informasi terdapat kejanggalan terkait penyerangan penyidik senior KPK tersebut.
“Publik tidak boleh dibiarkan lupa,” kata Lalola.
Dalam kesempatan sama, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak menyatakan kekecewaannya terhadap aparatur hukum karena belum bisa menuntaskan kasus Novel itu.
“Padahal jika dilihat model kasus ini sebenarnya mudah saja untuk diungkap, ‘clue’-nya itu sudah banyak berserakan, tetapi sampai saat ini tak tuntas. Insya Allah Novel mulai ‘terang’, tetapi kasusnya tidak terang sama sekali,” kata Dahnil.
Ia pun menyatakan pesimistis kasus penyerangan Novel itu bisa diungkap oleh kepolisian.
“Maka harapan kami gantungkan kepada orang yang paling berkuasa, yaitu Presiden. Kami berulang kali meminta dibentuk TGPF. Jadi, kalau Pak Jokowi ingin tuntaskan utang kampanye beliau tentang agenda pemberantasan korupsi maka harusnya TGPF ini bisa jadi jalan untuk tuntaskan kasus ini,” ujarnya.
Sementara itu, Novel Baswesdan melalui video teleconference dari Singapura menyatakan kekecewaannya bahwa sampai saat ini kasus penyerangan terhadap dirinya belum terungkap.
“Saya juga ingin sampaikan masalah ini sampai sekarang tidak diungkap dan saya juga belum mendapat rencana selanjutnya, yaitu dibentuknya TGPF,” kata Novel.
Ia pun juga menyampaikan kepada semua pihak yang fokus pada pemberantasan korupsi agar tetap semangat dan berani untuk berjuang melawan korupsi.
Inilah hukum di Negeri ini, menuedihkan