Beberapa tahun terakhir ini sering ditayangkan iklan layanan masyarakat yang menyarankan agar ibu-ibu melakukan test IVA. Didalam iklan tersebut juga disarankan agar melakukan pemeriksaan IVA di Puskesmas dan gratis.
IVA merupakan pemeriksaan pada leher rahim (serviks) dengan cara dilihat langsung dengan mata telanjang ke arah permukaan serviks oleh tenaga kesehatan terlatih dengan sebelumnya permukaan seviks tersebut dipulas dengan asam asetat 3-5%.
Serviks atau leher rahim secara anatomi terletak diantara liang vagina dan rahim. Diperlukan alat yang disebut spekulum untuk membuka liang vagina agar permukaan leher rahim bisa terlihat oleh pemeriksa. Spekulum ini hanya boleh digunakan bagi mereka yang pernah melakukan hubungan seksual, sebab alat ini bisa merobek selaput dara.
Kelebihan test IVA dibanding test deteksi dini kanker serviks lainnya (misal Pap Smear) adalah praktis dan mudah sehingga bisa dilaksanakan oleh tenaga kesehatan selain dokter spesialis kandungan dengan syarat sudah dilatih tentunya. Alat yang dibutuhkan juga sederhana sehingga bisa dikerjakan di fasilitas kesehatan sederhana semisal Puskesmas atau praktek dokter pribadi.
Tetapi realitasnya sangat sedikit tenaga kesehatan yang sudah terlatih sehingga hanya sedikit Puskesmas yang mampu melayani test IVA. Namun kabar gembiranya hampir semua rumah sakit milik pemerintah sudah bisa melayani. Bagi peserta BPJS biaya pemeriksaan ini ditanggung BPJS.
Test IVA ditujukan bagi wanita umur 30-50 tahun yang sudah pernah melakukan hubungan seksual. Persiapan khusus sebelum dilakukan test IVA adalah tidak sedang menstruasi, tidak sedang hamil, tidak melakukan hubungan seksual minimal 24 jam sebelum dilakukan test IVA.
Setelah dilakukan test IVA didapatkan hasil IVA negatif, IVA radang, IVA positif, IVA kanker serviks.
Disebut IVA negatif bila tidak ditemukan kelainan. IVA radang bila ditemukan radang. IVA positif bila ditemukan bercak putih (aceto white epithelium) yang sering disebut sebagai lesi* pra kanker, IVA kanker serviks bila ditemukan lesi yang dicurigai lesi kanker.
Bila hasil tes IVA negatif maka dianjurkan untuk test IVA lagi 5 tahun mendatang serta ditindaklanjuti dengan imunisasi HPV.
Bila hasil IVA positif disarankan untuk diterapi dan test IVA lagi satu tahun mendatang.
Penemuan lesi pra kanker inilah yang disebut dengan deteksi dini kanker serviks. Lesi pra kanker bisa langsung diobati dengan mudah sehingga tidak berkembang menjadi kanker.
*lesi adalah istilah kedokteran yang digunakan untuk menyebutkan keadaan jaringan yang abnormal. Misal keadaan abnormal ada di kulit boleh disebut terdapat lesi di kulit, misal keadaan abnormal di otak boleh dikatakan terdapat lesi di otak, dan lain-lain.
PENULIS: dr. Endang Sulistyowati
EDITOR: Iwan Y