JOGJAKARTA, SERUJI.CO.ID – Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta Sultan HB X mengatakan, momentum pemungutan suara Pilkada DIY 2017 tidak diwarnai dengan hal-hal yang menimbulkan keresahan masyarakat.
“Dalam artian ya tidak ada money politic itu to,” kata dia.
Sultan ikut Pemilihan Kepala Daerah Kota Jogjakarta 2017. Dia  mencoblos di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 9 Panembahan, Rabu (15/2).
Bagi Sultan, demokrasi harus dibangun secara sportif dan terbuka, tanpa ada pemaksaan kehendak.
“Demokrasi itu butuh dialog bukan mau menang sendiri,” kata Sultan sambil berjalan kembali menuju kediamannya yang tidak jauh dari TPS.
“Kalau saya punya harapan masyarakat mau menggunakan hak pilihnya, jangan golput,” kata Sultan setelah menunjukkan ujung jari kelingkingnya yang bertinta kepada beberapa media.
Sultan yang juga Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat bersama istrinya, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas, putri-putrinya GKR Condrokirono, GKR Hayu, dan menantu KPH Purbodiningrat hadir di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 9 Panembahan, Kecamatan Keraton, sekitar pukul 07.10 WIB.
Setelah menunggu panggilan ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) sekitar 20 menit, Sultan yang masuk DPT 292 memberikan hak suaranya di bilik A, diikuti istri, putri, dan menantunya.
Pilkada Kota Jogjakarta diikuti dua pasangan calon, yakni nomor urut 1 Imam Priyono-Ahmad Fadli, yang diusung PDIP dan Partai NasDem. Imam Priyono sebelumnya adalah wakil wali kota Jogjakarta.
Pasangan nomor urut 2 Haryadi Suyuti-Heroe Purwadi, yang diusung Partai Golkar, PAN, PKS, Gerindra, dan Demokrat. Haryadi Suyuti sebelumnya wali kota Jogjakarta.
OPINI seruji.com