MENU

Tidak Lama Suami Meninggal, Istri pun Menyusul!

Pernah, waktu saya masuk ruang hemodialisis, kebetulan suaminya sedang menjalani hemodialisis, saya lihat Ibu itu sedang tertidur di atas kursi sambil memegang kaki sang suami yang sedang tertidur. Kagum melihat sikapnya terhadap suaminya ini, saya tanyakan kepada perawat jaga, apa Ibu itu sering mendampingi suaminya seperti itu? Ya, jawabnya.

Selama ini saya lihat Ibu itu selalu ada di sisinya, sering tertidur kalau suaminya juga sedang tidur. Biasanya setelah selesai meyuapi suaminya makan, suami tertidur, dia pun juga mengikuti. Kalau lagi tidak tidur si Ibu biasanya memijat kaki, tangan sang suami yang sering mengeluh pegal dan sakit-sakit, begitu juga dengan tengkuk dan kepalanya. Keluhan yang sering dialami oleh pasien yang sedang mengalami Hemodialisis.

Nah, mendengar kematian sang Ibu tidak lama setelah suaminya meninggal, saya dapat memahaminya. Menurut penelitian, kehilangan seseorang yang sangat dicintainya dapat menyebabkan stress dan bahkan depresi berat yang dapat berujung kepada kematian.

Dalam buku “Doctor You, Introducing the Hard Science of Self healing,” yang ditulis oleh Jeremy Howick, ada beberapa cerita tentang kematian pasangan suami istri tidak berapa lama setelah salah satu dari pasangannya meninggal.

Sebagai contoh saja, Clifford dan Eva Vevea, penduduk North Dakota. Pasangan bahagia yang sudah menjalani hidup sebagai suami istri selama 63 tahun, keduanya meninggal pada tahun 2013 berselang waktu hanya dalam beberapa jam. Di tahun yang sama, penduduk Ilionis, Robert dan Nora Viands yang telah berumah tangga selama 71 tahun meninggal di hari yang sama. Satu tahun sebelumnya di Inggris, Marcus Ringrose menyusul 24 jam setelah pemakaman istrinya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

spot_img

TERPOPULER