MENU

Dituding Ada Kaitan dengan Asia Sentinel, Begini Jawaban Moeldoko

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Kepala Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko angkat suara terhadap tudingan yang dilemparkan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Rachland Nashidik, yang mengaitkan dirinya dengan salah satu pendiri Asia Sentinel, Lin Neumann.

Moeldoko yang merupakan mantan Panglima TNI, membantah keterlibatan istana terkait munculnya artikel di Asia Sentinel yang menulis keterlibatan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam kasus Bank Century, apalagi disebut sebagai operasi intelijen istana.

Dikatakan oleh Panglima TNI yang diangkat di era SBY ini, bahwa jika ia yang melakukan operasi intelijen seperti yang dituduhkan, tidak mungkin bakal meninggalkan jejak.

“Kalau saya sebagai orang yang akan mengendalikan operasi intelijen. Itu kan kira-kira operasi intelijen, bodoh banget saya terbuka begitu (berfoto bersama Lin Neumann, red),” kata Moeldoko di Kantor KSP, Jakarta, Selasa (18/9).

Baca juga: SBY Diserang Artikel Fitnah, Demokrat Unggah Foto Kedekatan Pendiri Asia Sentinel dengan Istana

Terkait foto yang diunggah Rachland di akun twitternya, Selasa (18/9) pagi tadi, Moeldoko menjelaskan bahwa foto tersebut diambil pada bulan Mei lalu. Dimana saat itu delegasi American Chamber (AmCham) berkunjung ke Indonesia untuk membahas investasi di Indonesia.

“Lin Neumann hadir sebagai pimpinan delegasi (AmCham, red),” ungkap Moeldoko.

Ditegaskan oleh pria yang mengakhiri jabatan sebagai Panglima TNI pada 8 Juli 2015 di era Presiden Jokowi, bahwa ia tidak mengenal Lin Neumann yang disebut sebagai salah satu pendiri Asia Sentinel saat pertemuan AmCham tersebut.

“Saya juga nggak ngerti siapa Lin Neumann. Saya ketemunya juga di situ. Saya hanya sebagai undangan‎ penyampai materi. Konteksnya itu. Saya juga enggak ngerti dia punya Sentinel,” pungkas Moeldoko.

Baca juga: Setelah Heboh dan Sempat Hilang, Kini Artikel Asia Sentinel Berganti Judul

Sebagaimana diberitakan, Asia Sentinel sebuah media yang menyebut diri mereka sebagai portal investigasi yang berpusat di Hongkong, menurunkan artikel berjudul “Indonesia’s SBY Governmant: Vast Criminal Conspiracy” pada Selasa (11/9) lalu. Artikel itu menulis keterlibatan Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono dalam kasus Bank Century.

Akibat artikel yang dinilai berisi fitnah dan kebohongan tersebut, Partai Demokrat mempertimbangkan untuk melakukan tindakan hukum. Saat ini media yang didirikan John Berthelsen tersebut telah resmi dilaporkan Demokrat ke Dewan Pers Indonesia. (Hrn)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER