“Masalah yang kedua tentang keberadaan jin di salib. Itu hadits Nabi. Malaikat tidak (akan) masuk ke rumah yang di dalam rumah itu patung. Kenapa tidak mau? Karena malaikat tidak mau satu majelis dengan jin. Bukannya mereka takut. Mereka tidak mau kotor,” lanjut UAS.
“Tentang masalah kafir, ‘kafir’ itu artinya ingkar. Siapa saja yang tidak percaya (bahwa) Nabi Muhammad adalah utusan Allah, maka dia ‘kafir’. Saya juga bisa disebut (sebagai) kafir terhadap bujukan iblis dan setan karena saya ingkar tidak mengikuti godaannya. Itu adalah istilah dalam agama.”
Lebih lanjut, UAS menyakan tidak akan pernah berhenti mengajarkan ini. “Kalau itu dianggap sebagai ekstremis, segregasionis, maka biarlah semua orang mengatakan itu. Karena itu bagian dari ajaran agama, dan saya akan tetap mengajar(kannya),” pungkasnya.