MENU

Sejarah Singkat Persatuan Islam

SERUJI.CO.ID – Persatuan Islam (PERSIS), baru baru ini sedang viral dan menjadi sorotan beberapa media, ini disebabkan karna salah satu anggota atau ustadznya menjadi korban dari penganiyaan yg dilakukuan oleh orang yg disinyalir mengindap gangguan jiwa, sampai-salah satu TV swasta menggangkat tema yang berkaitan dengan penganiyaan para ustadz, dimana salah satunya ustadz dari Persis meninggal dunia dalam penganiyaan tersebut.

Masyarakat luas mungkin sudah mengetahui apakah Persis itu, tapi mungkin ada sebahagian yang mengetahui apakah Persis itu.

Persatuan Islam atau disingkat PERSIS adalah organisasi keagamaan yang lahir pada awal abad 20, yang memberikan corak dan warna baru dalam pergerakan pembaharuan Islam, Persis lahir sebagai jawaban atas kondisi umat yang pada saat itu tenggelam dalam kejumudan, dimana praktek praktek kurafat, bid,ah, tahayul, syirik, bahkan musyrik tumbuh subuh dikalangan maayarakat.

Lahirnya PERSIS, diawali dengan terbentuknya pengajian yang dipimpin oleh H, Muhamad Yunus dan H, Zamzam, dalam pengajian inilah ditanamkan pentingnya kehidupan berjamaah, berimamah dan berimaroh dalam mensyiarkan Islam, agar lebih efektif dan terencana.

Maka pada tanggal 12 September 1923, bertepatan dengan 1 shafar 1342 H, kelompok pengajian ini resmi mendirikan organisasi yang diberi nama “PERSATUAN ISLAM”.  Nama Persatuan Islam ini diberikan dengan motif untuk menanamkan semangat dalam mencapai cita cita organisasi, yaitu persatuan dalam Islam, yang didasari oleh firman Allah dalam Al-Quran surat 103 : ‘ Dan berpegang teguhlah kepada tali Allah dan janganlah kamu bercerai berai” serta hadist Rosulullah yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, ” kekuatan Allah bersama al- jamaah”

Kepemimpinan
kepemimpinan Persis pada periode pertama yaitu pada tahun 1923 sampai dengan tahun 1942 , adalah kepemimpinan yang begitu berat, karna pada masa itu seiringan dengan terjadinya pergerakan menuju kemerdekaan negara Indonesia, Pada tahun-tahun tersebut kepemimpinan berada dibawah H, Zamzam, H, Muhamad Yunus, Ahmad Hassan, dan Muhamad Natsir, yang menjalankan roda organisasi pada masa penjajaham kolonial Belanda, dan menghadapi tantangan yg berat dalam mensyiarkan dakwah Islam ditengah-tengah kejumudan masyarakat pada waktu itu.

Pada masa penjajhan Jepang, pada tahun 1942-1945, ketika semua organisasi dibekukan, maka pimpinan Persatuan Islam bergerak sendiri sendiri, dalam menentang Niponisasi pemusyrikan ala Jepang.

Pada masa era setelah proklamasi, Persis melakukan reorganisasi, setelah dibekukan pada masa pendudukan Jepang. Melalui reorganisaai tersebut lahirlah genarasi kedua,  diantaranya KH, Muhamad Isa Anshari, sebagai ketua umum Persis ( 1948-1960), KH, E Abdurrahman, Fakhrudin Alkhairi, KH, O, Komarudin Saleh,  inilah masa- masa dimana Persis harus berjuang dalam situasi perpolitikan yang belum stabil, pemerintah Indonesia sepertinya digiring pada demokrasi terpimpin yang beridiologi nasionalis, agama, komunis, (NASAKOM).

Pada masa-masa selanjutnya Persatuan Islam terus berjuang menyesuaikan diri dengan kebutuhan umat, yang lebih realistis dan kritis, gerakan perjuangan tidak terbatas pada persoalan ibada dalam arti sempit, tetapi juga persoalan strategis yang dibutuhkan oleh umat, seperti peningkatan pesantren dan pendirian perguruan tinggi untuk menyiapkan pemimpin Persis dimasa yang akan datang.

Demikianlah sekilas sejarah Persatuan Islam (PERSIS), sebagai organisasi keagamaan dalam kiprahnya Di Negara Kesatuan Republik Indonesia.

sumber : qunun asasi dan dakhili Persatuan Islam

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER