MBANDAKA, SERUJI.CO.IDÂ – Dua orang lagi tewas akibat Ebola di Republik Demokratik Kongo, kata pihak berwenang pada Selasa (22/5), sementara badan bantuan berusaha membujuk warga skeptis tentang wabah parah itu, yang telah menewaskan 27 orang sejak April.
Salah satu kematian terjadi di Mbandaka, kata buletin harian kementerian kesehatan. Seorang perawat juga meninggal di desa Bikoro, dekat tempat wabah itu pertama kali terlacak pada awal Mei, kata Juru Bicara Kementerian tersebut, Jessica Ilunga.
Di pasar pusat di Mbandaka, tempat penjual kain berwarna-warni menjajakan monyet asap, beberapa penduduk mengatakan tidak tergerak oleh peringatan untuk tidak memakan daging hewan liar sejak Ebola ditemukan di kota berpenduduk 1,5 juta orang itu pada minggu lalu.
“Terlepas dari kisah Ebola Anda, kami membeli dan memakan daging monyet.Kami sudah makan itu sejak lama. Itu tidak akan berubah hari ini. Ebola, itu di Bikoro,” kata Carine, ibu delapan anak.
Ahli, yang telah mempelajari virus Ebola sejak ditemukan pada 1976 di sepanjang Sungai Ebola di Kongo, kemudian Zaire, mengatakan bahwa dugaan asalnya berasal dari kelelawar hutan.
Hal tersebut memiliki hubungan dengan bangkai hewan yang baru disembelih dan untuk dimakan sebagai daging hewan liar.
Tujuh penderita baru juga didaftarkan di Bikoro, kata kementerian itu, sehingga jumlah penderita terpastikan menjadi 28. (Ant/Su02)