MENU

Berwisata ke Kota Kendari, Jangan Lupakan Sinonggi

Berwisata ke Kendari? Belum sah jika belum merasakan makanan ini.

KENDARI, SERUJI.CO.ID – Berwisata ke Bukittinggi jangan lupa Nasi Kapau. Berwisata ke Aceh, jangan lupa Ayam Tangkap. Berwisata ke Kendari? Belum sah jika belum merasakan Sinonggi!

Hmmm, apa itu sinonggi?

“Itu kuliner khas masyarakat Sulawesi Tenggara. Enak, mengenyangkan dan menyehatkan. Makanya banyak wisatawan yang sudah kenal Sinonggi, jika datang ke Kendari, pasti cari Sinonggi,” tutur Rudy Chairudin, chef kondang, ditemui SERUJI usai menikmati Sinonggi di sebuah rumah makan di bilangan Mandonga, Kendari, Selasa (1/1).

Sinonggi berbahan baku tepung sagu. Tanaman sagu banyak dibudidayakan masyarakat Sulawesi Tenggara, khususnya di lahan lahan pertanian milik warga asli Tolaki di Kabupaten Konawe Selatan, Konawe Timur, Konawe Utara, Kolaka, dan Konawe Kepulauan.

- Advertisement -

Sekarang, kata beberapa warga Kendari, sagu relatif mudah didapatkan di pasar tradisional di Kendari. Tapi ada saat tertentu, seperti menjelang Ramadhan, sagu susah didapat karena kerap diborong habis para tengkulak dari Surabaya dan Makassar.

Harga tepung sagu di Kendari memang sangat murah jika dibandingkan di pasar-pasar tradisional di Makassar dan Surabaya.

Untuk menikmati hidangan Sinonggi, kata Rudy, tepung sagu ditempatkan di loyang lalu disiram air mendidih dan diaduk. Agar nikmatnya terasa, Rudy menambahkan, makan sinonggi harus pakai kuah ikan, atau kuah opor ayam.

- Advertisement -

“Beri sedikit perasan jeruk nipis dan sambel agar strong…. hmmmm… bisa ketagihan makan Sinonggi, nantinya,” lanjut chef Rudy yang awalnya sempat merasa geli memakan Sinonggi karena bentuknya mirip lem. Tapi kini, begitu habis mencicipi satu piring, Rudy minta lagi sepiring.

“Enak sih. Sekarang tiap ke Kendari, pasti cari Sinonggi,” katanya lagi.

Di tempat terpisah, Wakil Gubernur Sultra H Lukman Abunawas juga mengaku sering menawarkan menu Sinonggi jika ada tamunya dari luar Sultra. Ternyata, kata Wagub, menu Sinonggi sudah bermunculan di banyak warung makan di Jakarta.

“Pekan lalu ada tamu dari KONI Pusat. Begitu saya tawari makan siang menu Sinonggi mereka langsung merespon senang. Mereka cerita sering makan Sinonggi di Kuningan Plaza, Jakarta. Tapi ikannya sudah tidak segar. Kalau di Kendari ikannya baru sekali mati. Jadi segar,” ujar Wagub yang juga Ketua KONI Sultra itu.

Kini jika Anda melancong ke Kendari dan ingin menikmati Sinonggi, tak perlu susah mencari kedai makan Sinonggi. Ada sebuah rumah makan di kawasan Mandonga yang setiap kedatangan pemburu Sinonggi selalu ditanya pelayannya, mau pakai kuah opor ayam, kuah ikan cakalang (tongkol) atau kuah tawaloho (daun kecut).

Sinonggi
Silvanus Ndao (kanan) dan Susanto ketika menikmati Sinonggi di sebuah rumah makan di kawasan Mandonga, Kendari. (Foto: AH/SERUJI)

Kalau memilih kuah ikan, maka dalam beberapa saat pelayan sudah datang membawa satu loyang kecil sinonggi, lengkap dengan ikan kuah serta ikan goreng. Ikan yang biasa dimasak berkuah “pallu marra” selain Katambak dan Cakalang, juga kakap merah.

“Saya milih kuah ikan sewaktu makan sinonggi di situ, pekan lalu. Karena enak dan murah saya datang lagi, makan sinonggi pakai kuah tawaloho. Eh, enak tenan. Insya allah saya makan sinonggi lagi kalau ke Kendari, bulan depan” jelas Susanto, bos sales obat obatan dari Malang, Jawa Timur.

Menurut Silvanus Ndao, teman seprofesi Susanto yang asal Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sinonggi makanan sehat, rendah lemak, rendah purin, tinggi kadar proteinnya. Sinonggi, kata Silvanus cocok untuk semua umur.

Anda tertarik coba? Melanconglah ke Kendari dan nikmati pesona wisatanya yang indah-indah. (AH/Hrn)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

TERPOPULER

TERBARU