JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Pengamat politik The Habibie Center, Bawono Kumoro menilai Sudirman Said harus menunjukkan bukti-bukti terkait pertemuan rahasia antara Presiden Jokowi dengan Chairman of the Board PT Freeport McMoRan Inc, James R Moffett pada 2015 silam.
Bawono juga mempertanyakan motivasi Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi itu untuk mengungkapkan pertemuan rahasia antara Jokowi dengan Moffet tersebut.
Ia melihat kesan pernyataan Sudirman sebagai respons dari sikap Jokowi di debat capres lalu yang menyinggung kepemilikan lahan oleh Prabowo di Kalimantan dan Aceh.
“Jadi apakah statement tersebut sebagai bentuk serangan balasan?” ujar Bawono di Jakarta, Jumat (22/2).
Menurutnya, jika memang pertemuan rahasia tersebut benar-benar terjadi, maka Sudirman Said harus dapat menunjukkan bukti-bukti kuat karena jika tidak, dikhawatirkan akan bergulir menjadi permasalahan hukum dan terkategori fitnah.
“Kalau itu diungkapkan sebagai serangan balasan dan tidak disertakan bukti-bukti tersebut patut disayangkan,” katanya.
Pernyataan Sudirman Bertolak Belakang dengan Yang Disampaikan Pada Tahun 2015
Sementara itu, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga menyebut Sudirman Said mengarang cerita untuk mencari sensasi.
Menurut Arya, Sudirman menceritakan sesuatu yang bertolak belakang dengan apa yang pernah ia sampaikan pada media sebelumnya di tahun 2015.
“Sudirman menjelaskan tentang tugasnya sebagai pembantu Presiden. Termasuk menangkis taktis, bahwa Presiden Jokowi menjalankan tugas negara dan hal itu bukan merupakan operasi rahasia,” kata Arya mengutip pernyataan Sudirman pada 2015 silam pada sebuah media.
Namun, lanjut Arya, sehari setelah Prabowo diserang soal ribuan hektar lahan di Aceh dan Kalimatan Timur, pascadebat capres 17 Februari lalu, Sudirman membuat pernyataan sebaliknya, berbeda dari pernyataannya pada 2015 silam.
“Sudirman tiba-tiba menyampaikan pernyataan sebaliknya, ‘Presiden Jokowi dan Moffet melakukan pertemuan rahasia’,” ujar Arya.
“Dia juga menuduh kesepakatan dengan Freeport lebih menguntungkan Freeport dan seolah ia hanya juru ketik Presiden,” imbuhnya.
Menurut Arya, hal itulah yang membuat pernyataan Sudirman aneh karena pada 2015 menyatakan dialah yang berinisiatif mengusulkan perpanjangan kerja sama dengan freeport, namun kemudian membantahnya.
“Jadi kalau saya katakan, Pak Dirman itu cari sensasi dan membuat salah satu skandal. Jangan gitulah. Nanti ada tuduhan 02 hoax melulu. Gak enak kita. Tapi kenyataannya begitu,” pungkasnya.