JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Menteri Koordinator bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Pandjaitan membentuk tim untuk meneliti dan mengidentifikasi penyebab tsunami Selat Sunda. Penelitian ini dinilai penting untuk menghindari berbagai macam spekulasi yang berkembang di masyarakat.
“Berdasarkan keterangan para ahli, bahwa ini bukan tsunami karena gempa vulkanik, tapi karena longsor seluas 64 hektar dari gunung anak Krakatau,” kata Luhut dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (24/12) malam.
Untuk membuktikan kebenaran teori tersebut, kata Luhut, tim akan melakukan survei geologi kelautan dan bathymetri di komplek Gunung Anak Krakatau setelah situasi dirasa aman dan memungkinkan.
Tim yang dimaksud Luhut adalah para ahli dari berbagai instansi seperti BPPT, LIPI, BMKG, BIG, LAPAN, Pushidros TNI-AL, dan Kementerian ESDM.
Baca juga: BNPB Ungkap Penyebab Tsunami Selat Sunda Tak Terdeteksi Sehingga Banyak Korban Jiwa
“Sekarang kita persiapkan kapal untuk melihat ke sana, saat ini belum bisa ke sana karena cuaca masih jelek, mungkin berangkat setelah tanggal 25 Desember, atau mungkin 27 atau 28. Rencana pakai Kapal Baruna Jaya untuk melihat lagi peta di bawah lautnya,” kata Luhut.
Selain survei laut, tindak lanjut tim tersebut antara lain akan dilakukan konfirmasi citra satelit resolusi tinggi oleh LAPAN, survei udara oleh BPPT, data GPS dan PASUT oleh BMKG, BIG, Pushidros TNI-AL, serta melibatkan industri di kawasan.
Sebelumnya, analisa sementara para ahli mengarah pada terjadinya flank collapse atau longsoran Gunung Anak Krakatau, yaitu adanya material yang lepas dalam jumlah banyak di lereng terjal yang dipicu oleh tremor dan curah hujan tinggi.
Kesimpulan tersebut berdasarkan sumber data analisa berupa seismogaf, tide gauge, citra satelit, dan data interferometri 64 hektar. (SU05)
Seng penting manusianya suruh tobat
Kun payakun.
Gambrakkk seng mesti seng eroh Yoo seng gae urep/seng ngecett Lombok guss
Kehendak Alloh siapa yg bisa mendeteksi bencana .
Terlambat kau paklwan,..!!