JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, menilai pelaksanaan Pemilu 2019 yang serentak antara Pileg dan Pilpres yang sedang dijalani ini menorehkan sejumlah catatan cukup memprihatinkan.
“Pertama dan utama, tentu saja banyaknya keluarga yang harus kehilangan orangtua dan sanak saudara. Lebih dari 600 petugas penyelenggara pemilu wafat, lebih dari 3.000 orang lain dirawat,” kata dia, pada acara yang diselenggarakan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga dan Masyarat Peduli Pemilu Bersih dan Berintegrasi (MPPBB), di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5).
Ia mengajak para pendukung Prabowo-Sandiaga yang hadir pada acara ‘Melalui Pemilu Jujur dan Bersih, Untuk Indonesia Adil Makmur’ untuk mendoakan anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang wafat supaya husnul khotimah, memperoleh status mati syahid karena gugur saat menjalankan tugas kenegaraan.
Serta mendoakan semoga yang sakit segera disembuhkan dan korban jiwa tidak terus bertambah.
“Hadir juga di sini, salah seorang pewakilan korban, (yakni) Ibu Evi. Ayahanda beliau, Umar Hadi, wakil ketua KPPS Sukabumi Selatan, Kecamatan Kebon Jeruk, harus wafat. Kami tadi bersama Pak Prabowo ingin menyampaikan bela sungkawa yang mendalam,” kata Sandiaga.
Selain itu, pemilu kali ini banyak memakan korban jiwa, sepanjang sejarah Indonesia. Suatu pelajaran yang amat mahal yang harus dijadikan bekal bagi perbaikan penyelenggaran pemilu di waktu yang akan datang.