RAKHINE, SERUJI.CO.ID – Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) akhirnya diberi akses pertama kalinya ke Rakhine sejak krisis kemanusiaan di Rohingya yang terjadi sejak tanggal 25 Agustus 2017.
Sebanyak 48 pejabat PBB dan diplomat asing yang berbasis di ibu kota komersial, Yangon, melakukan kunjungan satu hari ke daerah Maungdaw di Rakhine pada hari Senin (2/10) untuk mengetahui kondisi di sana, menurut pemerintah Myanmar, sebagaimana dilansir Anadoulu Agency.
Dalam kunjungan yang diselenggarakan oleh otoritas Myanmar tersebut, para pejabat PBB, diplomat dan kelompok bantuan diterbangkan dengan helikopter ke Maungdaw, pusat kekerasan terhadap Muslim Rohingya terjadi. Para diplomat tersebut bertemu dengan beberapa warga desa di Rakhine yang tidak melarikan diri dan anggota keluarga korban kekerasan yang menurut warga tersebut telah dibunuh oleh junta militer.
Para diplomat menekankan kepada pihak berwenang bahwa orang-orang yang mereka temui selama kunjungan mereka tidak boleh terusir lagi, dan harus dilindungi dari kekerasan apapun seperti serangan fisik atau penangkapan sewenang-wenang.
“Kami sangat berharap bahwa kunjungan kami hanyalah langkah pertama dalam membuka akses yang mendesak untuk semua, termasuk media, ke seluruh wilayah Rakhine utara,” kata salah satu anggota diplomat yang menyatakan hal tersebut.
Pernyataan tersebut ditandatangani oleh Duta Besar Nicholas Coppel, Australia; Duta Besar Karen MacArthur, Kanada; Duta Besar Jaroslav Dolecek, Republik Cheska; Duta Besar Peter Lysholt Hansen, Denmark; Duta Besar Olivier Richard, Prancis; Duta Besar Ito Sumardi, Indonesia; Duta Besar Giorgio Aliberti, Italia; Duta Besar Wouters Jurgens, Belanda; Duta Besar Steve Marshall, Selandia Baru; Duta Besar Tone Tinnes, Norwegia.