Selain itu, menurut Agus, sektor ekspor yang berada dalam tren positif pada semester I-2017 juga dapat memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi.
“Kami lihat ekspor mungkin di triwulan tiga masih akan peroleh manfaat. Tapi di triwulan empat akan sedikit terkoreksi karena harga dan permintaan produk manufaktur Indonesia akan melambat,” ujarnya.
Secara keseluruhan, selain dari belanja pemerintah yang ekspansif dan pemanfaatan ruang pelonggaran kebijakan moneter, pertumbuhan ekonomi masih didukung dengan peningkatan investasi serta konsumsi rumah tangga.
Dengan perkiraan tersebut, Bank Indonesia dapat memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2017 berada pada kisaran 5-5,4 persen dan meningkat sebesar 5,1-5,5 persen pada 2018. (Ant/Frdn)