SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Gubernur Jawa Timur Soekarwo menyebutkan pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer (UNBK) untuk melihat tingkat kualitas pendidikan di wilayah itu.
“UNBK yang tidak lagi jadi syarat kelulusan bukan penting atau tidak penting. Bisa jadi evaluasi proses pembelajaran sampai di mana,” kata Soekarwo saat melihat pelaksanaan UNBK hari pertama di SMKN 2 Surabaya, Senin (2/4).
Pakde Karwo mencontohkan, PLN di Jatim sudah 91 persen. Tapi angka itu tidak hanya untuk PLN, bisa untuk pendidikan dan sebagainya.
“Ini evaluasi banyak bukan hanya pendidikan. Pelayanan publik juga. Sangat penting adalah pendidikan di posisi berapa. Apakah Jatim masih di bawah rata-rata, di atas rata-rata atau rata,” ujarnya.
Pakde juga mendorong pada saatnya nanti Kepala Dinas Pendidikan dan Dewan Pendidikan untuk mengevaluasi kualitas guru seperti apa. Tak hanya secara kualitas tapi juga metode cara untuk mentransfer jadi yang perlu dievaluasi.
Dia mengatakan, secara umum pelaksanaan UNBK di Jatim berjalan lancar. Yang menarik, lanjut dia, progres yang menarik adalah pengawasnya tidak di dalam tapi di luar.
“Tadi yang ditunggui sekarang tidak. Pada saatnya nanti tidak usah ditunggui dan tidak ada CCTV tapi belum tahu kapan. Itu mentalitas yang harus dibenahi,” ujarnya.
Ditanya adanya siswa yang masih menggunakan “laptop”, Pakde mengatakan memang tak harus seragam yang penting fungsinya tetap sama.
Senada dengan Pakde Karwo, Kepala Dinas Pendidikan Jatim Saiful Rachman mengatakan UNBK sangat penting karena nilainya dipakai untuk ke jenjang lebih tinggi baik ke perguruan tinggi, Akpol atau Akmil.
Sementara untuk mengantisipasi listrik padam, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan PLN. “Jatim kelebihan daya. Ada pohon tumbang segera PLN menyediakan genset. Internet juga sudah dicover oleh pusat per jam 00.00 sudah disingkron. Di sekolah juga sudah ada server cadangan,” ujarnya. (Ant/SU02)
