MALINAU, SERUJI.CO.ID – Kembali Sungai Ran yang merupakan anak sungai menuju ke Sungai Malinau, tercemar oleh limbah batubara PT. Bara Dinamika Muda Sukses (BDMS) dan PT. Mitrabara Adiperdana (MA), Senin (19/2).
Pencemaran limbah ke media sungai terjadi akibat kelalaian pihak perusahaan terhadap pengelolaan limbah tambang, yang mengakibatkan terjadi pencemaran limbah yang selalunya dijadikan alasan curah hujan yang cukup tinggi.
Kepala Desa Nunuk Tanah Kibang (NTK) Martinus Ibung kepada SERUJI menanggapi, kami hanya bisa pasrah akibat limbah tambang batubra ini.
“Sejauh ini kami sudah sampaikan keluhan namun tidak ada respon dari perusahaan maupun pihak lain yang berkaitan dengan limbah ini,” ungkapnya.
Pada umumnya warga Desa NTK ini bergantung pada Sungai Ran yang digunakan sebagai keperluan mandi, cuci, kakus (MCK) dan bahkan juga gunakan untuk air minum, karena air sungai sebagai kebuhan utama warga desa.
“Dulu pernah kami meminta bantuan ke perusahaan dan pada saat itu juga perusahaan memberikan bantuan kepada kami berupa pompa air beserta selangnya, namun itu tidak berfungsi sama sekali,” pungkas Martinus.
Operasional Manager dan Kepala Teknis Tambang Dani Prastiadi kepada SERUJI menanggapi, bahwa memang benar ini terjadi sejak Sabtu, dan Ahad malam terjadi lagi yang diakibatkan hujan lebat.
“Kami bersama tim pantau sudah melakukan pengecekan, terdapat beberapa titik limpasan di area desa Laban Nyarit dan sudah kami lakukan perbaikan pada senin malam,” terangnya.
Memang kejadiannya sejak malam Sabtu sekitar jam 10 sampai Subuh, dan terdapat dua titik limpasan air limbah dan juga sudah diketahui tim pantau Dinas Lingkungan Hidup dan Daerah (DLHD).
“Dan juga kita bersama tim pantau sudah sampai hari Ahad,” terangnya.
Kemudian malam Senin, kata dia, kembali terjadi hujan sehingga terdapat beberapa titik lagi limpasan air limbah itu. Dan dia mengatakan sudah dilakukan perbaikan di beberapa titik.
“Terjadi limpasan limbah tambang itu akibat curah hujan yang cukup tinggi mengakibatkan kolam penampungan atau setling pond penuh, kemudian meluap dan langsung melimpas ke jalan dan turun langsung ke sungai,” jelasnya.
Menanggapi masalah desa Nunuk Tanah Kibang, Dani Prastiadi menjelaskan, bahwa hal itu memang pernah diberikan bantuan berupa alat pompa air. “Dan sampai saat ini masyarakat NTK tidak pernah komplain ke kami,” pungkas Dani. (SHD/SU05)