KENDARI, SERUJI.CO.ID – Daerah Sulawesi Tenggara (Sultra) kini dijadikan pasar strategis investasi bodong alias ilegal. Karena itu masyarakat Sultra diminta berhati-hati jika ditawari menanamkan rupiahnya dengan janji keuntungan yang tinggi dan cepat. Pasalnya kebanyakan praktek itu dijalankan oleh pengelola investasi bodong.
“Saat ini sudah terdeteksi beberapa nama pengelola investasi bodong di Sultra, dan kami sudah menindak tegas dengan cara menutup investasi mereka,” kata Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sultra, Fredly M Nasution kepada wartawan di Kendari, Kamis (13/12).
Menurut Fredly, masyarakat harus berhati-hati karena berdasarkan hasil pemeriksaan, para pengelola investasi bodong itu menerapkan berbagai cara membujuk warga agar menitipkan uangnya secara tunai dalam investasi ilegal mereka.
Para pengelola investasi itu masuk ke desa-desa, juga mendatangi kantor kantor pemerintahan dan bergaul akrab dengan tokoh masyarakat desa. Mereka pun menjanjikan keuntungan yang besar dalam tempo relatif singkat. Padahal sesungguhnya masyarakat hanya dibohongi dan dijadikan korban.
Kepala OJK Sultra itu juga mengakui akibat maraknya investasi bodong frekwensi pengaduan yang dilakukan masyarakat Sultra meningkat. Jumlah kerugian yang diderita warga relatif besar, mencapai ratusan juta rupiah.
“Saya lupa data persisnya, tetapi sampai Desember ini jumlah pengaduan masyarakat akibat ulah investasi bodong, meningkat tajam,” kata Fredly.
Fredly juga mengingatkan para pengelola investasi bodong agar menghentikan operasionalnya. Jika ingin terus mengelola investasi itu, ia menghimbau agar dijalankan secara benar dan resmi, mengikuti aturan yang diijinkan OJK dan tidak sekali-kali menerapkan praktek merugikan masyarakat.
“OJK juga bekerjasama dengan instansi penegak hukum dalam menjalankan penertiban investasi bodong,” tambahnya.
Agar korban investasi bodong dapat ditekan, pihak OJK, kata Fredly, akan terus meningkatkan sosialisasi kewaspadaan ke berbagai pihak. Dalam sepekan terakhir, OJK juga sudah memberikan sosialisasi ke kalangan nelayan dan petani, kemudian ke kalangan pendidik, dan wartawan anggota PWI Sultra.
Kepada wartawan Fredly berharap kerjasama yang baik dengan memberitakan terus maraknya praktek investasi bodong di Sultra. Dengan pemberitaan yang terus menerus diharapkan daerah Sultra tidak lagi dijadikan pasar strategis investasi ilegal alias liar dan tidak memiliki izin serta penjaminan dari pemerintah. (Ami H/Hrn)