SERANG, SERUJI.CO.ID – Industri di Banten tumbuh pesat yang mencapai 14 ribu perusahaan di Banten, namun tingkat pengangguran justru meningkat dari 8,92 persen pada Agustus 2016 menjadi 9,28 persen pada Agustus 2017.
Hal ini disampaikan Asda II Provinsi Banten Ino S Rawita dalam konferensi pers terkait Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional Provinsi Banten, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Banten, Jumat (8/12).
“Perusahaan di Banten mencapai 14 ribu lebih tetapi pengangguran meningkat, Minggu depan pemerintah akan mengundang untuk mengecek ketenagakerjaan, siapa sajakah yang bekerja di perusahaan tersebut,” kata Ino S Rawita.
Ino S Rawita mengungkapkan jika hal tersebut cukup mendapat perhatian dari pemerintah provinsi Banten, yang rencananya akan mengundang perusahaan-perusahaan yang ada di Banten untuk mencari tahu letak masalahnya.
“Logikanya jika perusahaan tumbuh pesat maka tingkat pengangguran akan berkurang,” ujarnya.
Juga hadir pada konferensi pers itu Pelaksana Jabatan (PJ) Kepala Bank Indonesia (BI) perwakilan Banten, Achris Sarwani.
Dia menjelaskan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Banten di triwulan III 2017 diklaim tumbuh sebesar 5,62 persen.
“Artinya realisasi pertumbuhan ekonomi Banten lebih tinggi dibandingkan triwulan II 2017 sebesar 5,46 persen serta lebih tinggi dibandingkan nasional yang tumbuh sebesar 5,06 persen,” jelasnya.
Pertumbuhan ekonomi Banten, kata Achris, terutama ditopang oleh peningkatan kinerja ekspor, pertumbuhan konsumsi rumah tangga, dan investasi. Juga ditopang oleh lapangan usaha utama seperti industri konstruksi, transportasi, perdagangan, dan pengolahan.
“Total ekspor tercatat meningkat yaitu dari 8,78 persen di triwulan II 2017 menjadi 35,51 persen, sementara impor juga meningkat dari 14,74 persen menjadi 24,18 persen, lonjakan ekspor lebih tinggi dibanding impor menyebabkan total ekspor provinsi Banten mengalami peningkatan tajam,” paparnya. (Rizki A/SU02)
Banyak pekerja tiongkok kali ya