JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) memastikan informasi yang beredar di media sosial dan pesan pendek (SMS) tentang adanya alat deteksi letusan gunung dan bencana adalah hoaks atau berita palsu.
Hal itu disampaikan Kemenkominfo dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Ahad (23/12) malam.
Hasil penelusuran Direktorat Pengendalian Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo dengan mesin AIS itu ditemukan usai peristiwa tsunami di Pantai Barat Provinsi Banten dan Lampung Selatan pada Sabtu (22/12) pukul 21.27 WIB.
1. Hoaks alat deteksi letusan gunung
Beredar konten di media sosial yang menampilkan sebuah alat di Desa Selat Duda yang disebut dapat mendeteksi letusan gunung dalam kurun waktu 2 jam sebelum meletus.
Konten itu dibantah Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Sutopo menyatakan alat tersebut merupakan sirine untuk memberi peringatan dini saat ada bahaya dari letusan Gunung Agung dan tidak dapat digunakan untuk mendeteksi letusan gunung.
Ini hoax. Sirine ini untuk memberikan peringatan dini saat ada bahaya dari letusan G.Agung. Sirine tidak mampu mendeteksi letusan gunung. pic.twitter.com/aQibxBwRNc
— Sutopo Purwo Nugroho (@Sutopo_PN) September 27, 2017
2. Hoaks SMS peringatan bencana akhir tahun
Beredar SMS dari nomor +6281803016426 yang menyampaikan agar warga Indonesia berjaga-jaga mulai tanggal 21 sampai akhir bulan Desember 2018 karena akan terjadi bencana.
Dalam pesannya, pengirim mengakui pesan itu disampaikan anggota BMKG.
Hal tersebut langsung dibantah BMKG dengan menyatakan pesan tersebut adalah hoaks.
Melalui Twitter resmi, BMKG menyebutkan pesan tersebut dikirimkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Warga dipersilahkan melanjutkan aktivitasnya seperti biasa sambil tetap mengecek informasi cuaca selama libur Natal dan Tahun Baru.
https://twitter.com/infoBMKG/status/1076117257103654912
Kementerian Kominfo juga mengimbau agar pengguna internet dan media sosial tidak menyebarkan hoaks atau informasi yang tidak bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Jika ditemukan informasi yang tidak benar dapat segera melaporkan ke aduankonten.id atau lewat akun twitter @aduankonten. (SU05)