SERUJI.CO.ID – Di suatu mall, pernah saya lihat seorang ibu sedang berjalan dibimbing oleh dua orang perempuan, mungkin anaknya. Ketika mau naik tangga eskalator, nampak ibu ini agak ragu-ragu untuk melangkahkan kakinya. Tetapi, seperti setengah memaksa kedua perempuan yang memegang kedua lengan ibu itu melangkah lebih dahulu, dan ibu itu pun agak gemetaran mengikutinya.
Saya berjalan tidak jauh di belakang ibu itu. Setelah sampai di atas, dia menoleh ke belakang, mungkin melihat tingginya eskalator yang baru saja digunakannya. Terlihat dia agak pucat dan takut. Tetapi, bukan itu yang membuat saya tertarik dengan ibu ini, melainkan wajahnya.
Terlihat wajahnya dengan kulit muka yang masih kencang, tidak tampak keriput sama sekali, kantong kulit di bawah mata yang biasanya terlihat pada mereka yang sudah mulai menua juga tidak ada. Kerutan di dahinya juga tidak kelihatan. Melihat ini, dalam hati saya bergumam, ibu ini kalau hanya dilihat dari wajahnya kelihatan masih muda, tidak nampak tanda-tanda penuaan sama sekali, tapi bila dilihat sekilas dari penampilan fisiknya, cara dia berjalan, otot-otot pada tungkainya yang tampak sudah mengecil, lemak yng bergelayutan di lengannya, postur tubuhnya yang sudah agak bungkuk, ibu ini pasti sudah tua. Saya bayangkan kalau melihat itu, usia beliau harusnya sudah lebih dari 80 tahun.
Nah, seperti ibu di atas, banyak dari kita yang berwajah muda, tapi fisik sebaliknya tidak demikian. Ini, barangkali terjadi karena umumnya kita melihat muda atau tua itu dari apa yang dapat lihat di depan cermin, terutama muka kita. Kita hanya fokus pada kulit wajah, rambut, dan barangkali juga gigi kita.
Kulit muka yang mulai keriput, kasar, tidak mulus dan kencang lagi, gigi yang sudah mulai lepas satu per satu, rambut yang mulai beruban adalah tanda-tanda yang kita rasakan bahwa kita sudah semakin tua. Dan, kita pun sangat cemas serta takut melihat tanda-tanda itu.
Tidak heran industri farmasi, khususnya produk kecantikan melihat peluang ini, dan kita pun percaya bahwa, jalan keluarnya adalah sesuai yang ditawarkan mereka. Ketika di depan cermin, kita lihat ada kerutan di sekitar mulut, kita mulai khawatir, tanda penuaan sudah mulai tampak, wajah pun tidak cantik lagi. Lalu kita beli setiap produk yang menawarkan anti gejala penuaan itu, mulai dari obat-obatan yang dikonsumsi, zalf yang dioleskan, sampai pada alat elektronik yang katanya dapat menghilangkan keriput, kerutan di wajah.
Melihat kulit sepeti kantong di bawah mata, kerutan di sudut mata, keriput di kening, bintik-bintik tanda penuaan di wajah, kita juga melakukan hal yang sama. Mengonsumsi obat, suplemen, memoles muka, pergi ke salon, dan menggunakan bermacam peralatan elektrik yang cukup mahal. Semua itu hanya untuk menghilangkan tanda penuaan yang kelihatan kasat mata di wajah.
Lalu, kalau keriput di wajah itu tidak kunjung berkurang, bahkan semakin kelihatan dengan bertambahnya usia, bagi mereka yang punya uang berlebih, operasi plastik kemudian jadi pilihan.
Operasi plastik untuk memoles muka, tidak hanya biar kelihatan lebih muda, tapi juga agar lebih cantik. Dan, tidak hanya muka yang jadi sasaran, biar kelihatan lebih muda dan menarik payudara yang mulai kendor pun kemudian diutak-atik, silikon pun dipasang.
Nah, kebanyakan kita melihat status muda seperti itu, muka yang kencang, tanpa keriput, rambut yang hitam, gigi yang masih lengkap. Sementara itu kita abaikan, atau bahkan lupakan tubuh yang lain. Namun, yang perlu disadari adalah untuk apa muka yang masih kencang, kalau tubuh yang lain sudah tua. Apa gunanya bagian yang luar saja yang kelihatan muda, tapi bagian dalam sudah sakit.
Saya pernah punya pasien, seorang nenek usia 65 tahun dengan banyak sekali keluhan, mulai dari lutut yang sangat sakit waktu berjalan, pinggang yang nyeri, mata yang kabur, daya ingat dan pendengaran yang sangat menurun sampai sesak nafas waktu waktu aktivitas.
“Bermain dengan cucu saja saya tidak bisa lagi, Dokter, apalagi kalau naik tangga. Disamping napas saya sesak, lutut dan pinggang saya nyeri sekali. Nyeri di pinggang ini baru agak baik kalau saya jalan membugkuk,” ungkap pasien.
Yang aneh saya lihat pada pasien ini adalah wajahnya yang kelihatan masih muda, tidak sesuai dengan umurnya.
Sayangnya, kebanyakan kita memilih seperti itu. Muda di luar, tapi tua di dalam. Bermacam cara kita upayakan agar penuaan di wajah hilang atau tidak kelihatan, tapi penuaan di dalam kita biarkan.
Memang boleh saja kita tampak lebih muda, tapi tubuh yang lain juga harusnya sama. Jangan juga biarkan tulang menjadi keropos, pinggang yang sakit, apalagi sampai bongkok, otot-otot yang mengecil, tangan gemetar, tungkai lumpuh perut membuncit, daya ingat yang cepat lemah, dan jauh menurun, atau tubuh yang cepat ringkih.
Nah, kalau kulit wajah dapat kelihatan lebih muda, keriput bisa berkurang, maka, tubuh yang lain juga bisa, tetapi tidak harus dengan memolesnya. Ingat, bahwa tanda-tanda tua pada usia 70 tahun bisa ditemukan pada mereka yang berusia 45 tahun.
Sebaliknya, tanda-tanda muda, pada usia 40 tahun bukan tidak mungkin didapatkan pada mereka yang berusia 70 tahun. Itu sebagian besar tergantung kita, bagaimana kita menjaga dan menjalani hidup ini. Sent from my iPad