Mereka bukan politisi biasa
Sudah cicipi asam dan garam
di hadapan wartawan
Mereka berseru:
Ini lampaui batas
Kritik dijawab aniaya
Seorang Ibu bonyok wajah
Mengapa membungkam warga negara?
Kami minta
Penganiaya ditangkap!! (2)
Segera!
(Hadirin terkesima
Betapa serius masalah
Api menyala)
-000-
Mereka bukan aktivis biasa
Sudah daki banyak gunung
Di ruang itu
Pekik solidaritas menggema:
“Ia memang pedas pada rezim
Tapi ia jujur
Mengapa ia dianiaya
Ayo polisi: kerja!
Tangkap pelaku
Jika tidak, pemerintah tertuduh!
(ruangan penuh sorak sorai
Para aktivis membara
Api semakin menyala) (3)
-000-
Mereka bukan sembarang pemikir
dan bukan pula pemikir sembarang
Sudah selami aneka samudra
Pesannya tegas:
Saya percaya wanita ini
Ia hanya kritis
“Kok digebuk!”
Zaman pak Harto saja
Tak pernah ia digebuk! 4)
Terlalu!
(Publik terdiam
Api makin menyala)
Berita menyebar
Ke pelosok negeri
Seorang wanita
Dianiaya, dipukul, diterjang, diinjak
Sembab wajahnya
Babak belur itu mata
Hanya karena sikap politik
Gempar satu negara
Sungguh terlalu
-000-
Sementara di pojok kamar
Sendiri
Wanita yang konon dianiaya
menangis
Mohon ampun
Api membara
membakar satu negri
Tak ia duga
Dalam hati ia berucap
Aku hanya menjaga penampilan
Apa salahnya operasi plastik?
Usia tua bukan alasan
Tampil menarik itu panggilan
Tapi mengapa wajahku sembab?
Aku terpana
Anakku bertanya
Ibu, ada apa?
Teman seperjuang bertanya,
kakak, mengapa? (5)
Ku tak ingin orang tahu
Soal operasi kecantikan
itu wilayah pribadiku
Kukatakan saja
Aku dianiaya
Habis perkara!
Tapi ini media
Astaga! Foto sembabku
dimana dimana
Astaga! Mereka semua percaya
Astaga! Mereka bergerak
Kisahku menjadi peluru
Bagi senapan mereka yang ganas
Ceritaku menjadi mesiu
Untuk meriam perang
Rezim diterjang
Rezim diganyang
Rezim dicincang
Ya Allah,
Maafkan aku
Aku harus tahu
Kapan perlu berhenti
Kuceritakan saja semua
Habis perkara!
Itu aniaya, bohong belaka
Ampun anakkku
Ampun teman seperjuangan
-000-
Meledak itu berita
Ternyata tak ada itu
Tak ada aniaya (6)
Para politisi kawakan terperangah!
Tak ada aniaya
Para aktivis kawakan terperangah!
Tak ada aniaya
Para cendikiawan ulung terperangah!
Tak ada aniaya
Ibu pertiwi menangis
Berseru dalam diri
Ada apa?
Siapa yang bisa menjaga aku?
Jika pemimpinnya mudah dikecoh
Jika aktivisnya mudah ditipu
Jika pemikirnya mudah diperdaya
hanya oleh
seorang pemain teater
Ya, hanya oleh
Bintang teater saja
Oktober 2018
Catatan Kaki:
1. Puisi esai mini ini diinspirasi oleh kisah Ratna Sarumpaet yang semula dikira dianiaya orang tak dikenal hingga wajahnya bonyok dalam situasi pemilihan presiden 2019. Ratna diduga dianiaya karena sikap kritisnya pada Presiden Jokowi
2. Para pemimpin politik bahkan menggelar konferensi pers. Juga diberitakan Gerindra meminta pelaku aniaya Ratna Sarumpaet ditangkap:
https://news.detik.com/berita/4238435/gerindra-minta-penganiaya-ratna-sarumpaet-ditangkap
3. Para aktivis berkumpul solidaritas untuk Ratna Sarumpaet:
https://nasional.tempo.co/amp/1132362/aktivis-berkumpul-suarakan-solidaritas-untuk-ratna-sarumpaet
4. Termasuk ekonom dan aktivis kawakan Rizal Ramli membuat pernyataan publik protes karena Ratna Sarumpaet digebuk:
https://m.suara.com/amp/news/2018/10/03/135520/rizal-ramli-ratna-sarumpaet-bukan-perempuan-genit
5. Ratna bercerita ia berbohong awalnya menjawab pertanyaan keluarga soal wajah yang sembab:
http://style.tribunnews.com/amp/2018/10/03/kronologi-ratna-sarumpaet-berbohong-berawal-dari-keluarga-hingga-jadi-viral-di-medsos
6. Dengan menahan tangis, Ratna mengakui tak ada aniaya atas dirinya. Itu hanya efek operasi plastik belaka
http://m.tribunnews.com/amp/nasional/2018/10/03/sambil-menangis-ratna-sarumpaet-tidak-ada-penganiayaan-itu-hanyalah-cerita-karangan