SUKOHARJO – Sadarkah Anda bahwa sudah hampir 3 dekade ini dunia melakukan perang besar-besaran melawan penyakit TBC? Strategi perang yang digunakan adalah DOTS (Directly Observed Treatment, Short-course). Senjata utamanya obat anti TBC dalam bentuk FDC (Fixed-Dose Combination). Perang ini dikomandani oleh WHO dengan tentara tenaga kesehatan di seluruh dunia. Disponsori oleh The Global Fund, KNCV, USAID.
1. WHO (World Health Organization)
Selain bantuan dana, WHO juga mengembangkan strategi pengobatan sistem DOTS, yaitu pengobatan TBC dengan menggunakan paduan beberapa obat anti TBC dalam jangka waktu yang relatif pendek hanya 6 bulan, karena sebelum sistem DOTS ini dijalankan pengobatan TBC bisa bertahun-tahun.
Sistem DOTS juga mensyaratkan harus ada orang yang mengawasi langsung penderita TBC saat menelan obat, karena biasanya penderita TBC setelah minum obat kurang dari sebulan keluhannya sudah hilang sehingga penderita biasanya lalai dan tidak melanjutkan pengobatan padahal sebenarnya kuman TBC belum mati dan masih bersarang di paru-parunya. Disinilah peran PMO (Pengawas Minum Obat) menjadi vital.
2. The Global Fund
The Global Fund adalah organisasi kemitraan antara pemerintah, sektor swasta dan organisasi masyarakat multilateral yang bersifat mandiri. Kemitraan ini diusulkan oleh Sekretaris Jenderal PBB Kofi Annan pada tahun 2001 dan kemudian didirikan pada 2002. Tujuannya untuk mengumpulkan dana dari pemerintah-pemerintah, perusahaan dan perseorangan di seluruh dunia untuk dialokasikan bagi program pemberantasan AIDS, TB dan Malaria. Indonesia adalah salah satu negara penerima hibah Global Fund dalam pengendalian ketiga penyakit tersebut.
3. KNCV (Koninklijke Nederlandse Centrale Vereniging)
Adalah organisasi nirlaba internasional yang fokus pada pemberantasan TB di seluruh dunia. Tempat berkumpulnya para ahli dan profesional dalam masalah penanggulangan TB. Terdiri dari dokter, peneliti, ahli pelatihan, perawat dan epidemiologis. Berkantor pusat di Den Haag, Belanda. Memiliki 3 kantor regional dan 12 kantor perwakilan yang salah satu kantor perwakilannya berada di Indonesia. Tujuan KNCV adalah menghentikan penyebarluasan penyakit menular TB yang merupakan penyakit pembunuh nomor dua di dunia, serta memberantas lebih lanjut penyakit TB Kebal Obat (drug-resistant TB).
4. USAID (United States Agency for International Development)
Indonesia merupakan salah satu di antara lima negara dengan beban TB tertinggi di dunia. Ada sekitar 450.000 kasus TB baru dan 65.000 kematian terkait TB di Indonesia setiap tahun. Oleh karena itu USAID menjadikan Indonesia menjadi salah satu mitranya dalam upaya penanggulangan penyakit TB dan peningkatkan akses masyarakat terhadap diagnosis dini serta pengobatan yang efektif.
Organisasi-organisasi tersebut diatas dalam melakukan kegiatan di Indonesia senantiasa berkoordinasi dengan Kemenkes RI.
* Penulis dr. Endang Sulistyowati, adalah seorang dokter yang juga adalah pengurus daerah (Pengda) gerakan Gotong Royong Muslim Kuasai Media (www.sejutaumatmendukung.org).
EDITOR: Iwan Y