Terkait dugaan bahwa munculnya wacana ini sebagai tantangan bagi wacana pasangan Prabowo-Anies yang telah mengemuka lebih dahulu dari kubu Gerindra, Hidayat menapiknya.
“Ini dinamika lapangan saja, bukan konfrontasi dari Gerindra yang mengusulkan Prabowo-Anies. Tapi tentu juga nggak dilarang, kalau ada yang mewacanakan Anies-Aher. Ya biasa saja, jangan di-baperin (bawa perasaan, red),” tukas Hidayat.
Sebagaimana diketahui, Gerindra dan PKS serta PAN, telah mewacanakan untuk berkoalisi pada Pilpres 2019 mendatang. Namun koalisi tersebut belum memutuskan siapa yang akan diusung sebagai capres dan cawapres.
Partai Gerindra, telah menegaskan tetap mengusung Ketua Umumnya, Prabowo Subianto, untuk kembali berlaga di Pilpres 2019 sebagai capres. Sehingga jika hal ini terjadi, kursi cawapres lah yang akan diperebutkan oleh mitra koalisi Gerindra.
PKS sebagai mitra dekat Gerindra, juga telah mengeluarkan keputusan untuk mengusung kader sendiri sebagai capres atau cawapres. Ada sembilan nama yang diajukan PKS, salah satunya yang paling kuat adalah Ahmad Heryawan (Aher) mantan Gubernur Jawa Barat.
Dikalangan internal PKS banyak yang berharap terbentuk koalisi Gerindra-PKS yang akan mengusung Prabowo sebagai capres, dan Aher sebagai cawapres.