MENU

Ancam Akan Tinggalkan Gerindra, Ini Alasan PKS

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mengancam akan meninggalkan Gerindra, dan akan berkoalisi dengan partai lain di Pilpres 2019 mendatang, jika keinginan mereka tidak dipenuhi oleh partai besutan Prabowo Subianto itu.

Hal itu disampaikan anggota Majelis Syuro PKS, Tifatul Sembiring terkait dengan banyaknya partai politik yang ingin mengajukan kadernya sebagai calon Wakil Presiden (cawapres) untuk pendamping Prabowo di Pilpres 2019.

Bagi PKS, tegas Tifatul, posisi cawapres untuk kadernya adalah sesuatu hal yang tidak bisa ditawar lagi jika ingin membangun koalisi menghadapi Pilpres.

“Enggak bisa ditawar, cawapres harus dari PKS. Kami enggak mau jadi penggembira saja dalam pilpres ini. Kalau kami disuruh dukung-dukung saja, lebih baik jalan masing-masing saja,” ujar Tifatul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (10/7).

Selain terus menjajaki koalisi dengan Gerindra, kata Tifatul, partainya juga membuka pintu untuk berkoalisi dengan partai lainnya, termasuk dengan Demokrat, demi mencapai tujuan meloloskan kader PKS sebagai cawapres.

Baca juga: Sudirman Said: Partai Koalisi Setuju Anies Cawapres Pendamping Prabowo

Namun, imbuhnya, PKS tetap optimis akan berkoalisi dengan Gerindra, walau ada wacana Prabowo akan dipasangkan dengan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

“PAN sudah pernah Cawapres di 2014, Capres Prabowo, tapi yang setia sampai saat ini kan PKS,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, untuk bisa mengusung Prabowo sebagai capres pada Pilpres 2019 maka Gerinda yang hanya memiliki 13 persen kursi di DPR harus berkoalisi dengan partai lain untuk memenuhi syarat 20 persen kursi DPR RI untuk dapat mengusung capres sebagaimana diatur di UU Pemilu. Hal itu bisa dipenuhi Gerindra jika berkoalisi salah satunya dengan PKS yang memang selama ini sudah merupakan koalisi dekat Gerindra sejak Pilpres 2014.

Baca juga: PKS Klaim Koalisi Parpol Lebih Setuju Anies Capres Dibanding Jadi Cawapres Prabowo

PKS yang memiliki 7,1 persen kursi di DPR telah mengajukan sembilan nama kadernya untuk mendampingi Prabowo pada Pilpres 2019 mendatang, sebagai syarat untuk berkoalisi.

Kesembilan kader PKS tersebut adalah mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid, mantan Presiden PKS Anis Matta, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufrie, mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring, Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf, dan Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera. (ARif R/Hrn)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

63 KOMENTAR

  1. Menurutku emang harus bentuk poros baru tarik jendral Gathot N.jadiin anggota pks trus usung sbg capres pasangkan dg cak imin utk menarik pemilih basis Nu.walaupun kader pks yg lama ada 9calon bagus”semua tapi keliatanya kurang populer utk pemilih.kl utk pemilih kalangan sendiri sih ok.hehe..latihan jd pengamat kampung

  2. Maaf hanya sebuah saran…jadikan PKS3…P.emimpin K..arismatik…S..abar..S..enyum dan S..ilaturami…karena taget kita bagaimana PDIP tumbang …stategi PDIP..Hampir Gatot”gagal Total..pilkada serentak…daerah byk yg kalah..KTP..ganda gagal…langkah terakhir.yg akan di.pertahankan 20%…kursi yg bisa mengajukan Calon presiden ..Di MK..msh ..berjuang orang yg pro Demokrasi jangka panjang…untuk Partai Demokrat jgn ber andai2 dia msh abu-abu..sangat mungkin jadi pendukung Jokowi” kembali…nah langkah PDIP.sekarang akan memecah Koalisi solid antara PKS Grindra dan PAN. PBB…untuk NU..sudah jelas 70% akan dukung…PDIP…karena beberapa.wakil…partai islam sdh di tolak…termasuk Golkar…mungkin paham akan kemana langkah jokowi…untuk memecah ..koalisi ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER