Seperti diketahui, seminggu setelah kecelakaan Lion Air, Boeing baru memberitahukan adanya potensi bahaya dari sistem itu melalui sebuah buletin kepada berbagai maskapai penerbangan di seluruh dunia yang menggunakan pesawat seri MAX 8.
“Kami telah mengeluarkan Operations Manual Bulletin (OMB) untuk awak pesawat untuk mengatasi keadaan di mana ada input yang salah dari sensor AoA,” ujar Boeing, dalam pernyataan resminya.
Sistem AoA ini sejatinya didesain untuk membantu pilot untuk menghindari ketika menaikkan hidung pesawat terlalu tinggi yang sehingga bisa menyebabkan stall.
Namun efek dari kesalahan yang mungkin terjadi dalam sistem adalah dapat membuat hidung pesawat turun secara tiba-tiba dan sangat kuat sehingga pilot tidak dapat menarik kembali bahkan ketika kemudi pesawat diterbangkan secara manual.
Dalam buletin itu, Boeing juga menyebutkan bahwa akibat efek tersebut pesawat dapat menukik turun atau jatuh.
Kendati mengakui ada potensi kesalahan pada komponen sensor AoA, nyatanya Boeing tidak meminta para operator pesawat untuk melakukan inspeksi, atau melarang pengoperasian pesawat jenis MAX 8.
Boeing hanya meminta pilot, kopilot, maupun teknisi untuk mengikuti buku panduan operasional penerbangan yang diperbarui melalui penerbitan buletin tersebut.
Diantaranya, mematikan sistem otomatis yang bisa membuat pesawat menurunkan posisi hidung pesawat saat menerima indikasi stall.
Ketua Asosiasi Pilot Southwest Airlines, Jon Weak, di berbagai media di AS telah mengungkapkan bahwa para pilot memang sebelumnya tidak diberitahu terkait adanya fitur baru anti stall di pesawat Boeing B-787 MAX 8.
Informasi itu juga tidak ada dalam buku manual penggunaan MAX 8 dan baru pada 6 November 2018, atau sepekan setelah kecelakaan Lion Air, Boeing memberitahukannya melalui buletin.