SURABAYA – Radio Suara Muslim bekerjasama dengan Lensa Indonesia menggelar acara perdana Oase Bangsa (Obrolan Aktual Seputar Kebangsaan) dengan tema “Menggagas Pemimpin Berkualitas”. Acara yang diadakan di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya pada hari ini menghadirkan empat pembicara luar biasa, antara lain: KH. Sholahuddin Wahid, selaku pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, Prof.Ir. Daniel M. Rosyid, Ph.D selaku guru besar ITS, Drs. Suko Widodo M.Si, selaku pakar komunikasi dari UNAIR, dan Mahfud Subari, selaku pimpinan Pondok Pesantren Al Islaah.
Moderator Acara Muhammad Nashir mengatakan kegiatan ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap situasi yang berkembang dewasa ini. Tujuanya untuk memberikan pencerahan kepada masyarakat dan memberikan solusi terhadap figur pemimpin yang berkualitas.
“Berbicara tentang kepemimpinan dalam Islam tentunya harus sesuai dengan empat kriteria kepemimpinan ala Rasulullah salallahu ‘alaihi wa sallam yaitu FAST: Fathonah, Amanah, Shidiq, dan Tabligh,” ucap Sholahuddin Wahid yang akrab dipanggil Gus Sholah.
Gus Sholah merinci, seorang pemimpin wajib memiliki sifat fathonah yaitu cerdas, amanah atau dapat dipercaya, kemudian shidiq yang berarti benar, baik dalam perkataan maupun perbuatan, dan tabligh artinya menyampaikan.
Menurut dia, jika empat sifat itu dimiliki oleh seorang calon pemimpin maka diyakini masyarakat akan memilih dan menjadikannya seorang pemimpin ke depannya.
“Satu lagi, calon pemimpin harus berani. Ini juga penting dan harus dimiliki,” kata adik kandung mantan Presiden RI KH Abdurrachman Wahid (Gus Dur) tersebut
“Salah satu pemimpin berkualitas adalah yang tidak melupakan sejarah Indonesia. Dan bahwasanya Islam dan Indonesia merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan,” imbuhnya.
Di tempat yang sama, pakar komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya, Drs. Suko Widodo M.Si, sepakat dengan pernyataan yang disampaikan Gus Sholah. Dia mengatakan warga Jatim harus benar-benar tidak salah memilih pada Pilkada mendatang.
“Apa yang disampaikan beliau sudah benar, dan saya menekankan di sini bahwa pemimpin nanti harus benar-benar cerdas. Itu yang harus dicatat dan sangat penting,” ucapnya.
Akademisi yang juga Kepala Pusat Informasi dan Humas Unair tersebut mengatakan bahwa kendala dari kepemimpinan di Indonesia adalah kurang efektifnya sebuah komunikasi antar pemimpin dan rakyat serta pemimpin sekarang dengan pemimpin-pemimpin sebelumnya.
Baginya Indonesia tidak akan pernah maju bila para pemimpin tidak memiliki islah dan komunikasi yang baik, saling menjegal, dan tidak akur satu sama lain.
Suko Widodo juga menitipkan satu pesan kepada calon pemimpin Jatim nantinya agar memiliki hubungan yang baik dengan masyarakat. “Hubungan yang baik tidak sekadar kenal, tapi harus benar-benar fokus menyelesaikan masalah. Ini yang nantinya akan menjadi pertimbangan masyarakat untuk memilih,” katanya.
Kemudian bagi Guru Besar Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Prof.Ir. Daniel M. Rosyid, seorang pemimpin yang berkualitas harus melalui empat tahapan, antara lain yaitu: 1. Mampu membaca jaman, banyak membaca buku (making sense experince); 2. Banyak bergaul dengan berbagai kalangan (relating with people); 3. Menyatukan mimpi bersama (visioning); 4. Bekerja bersama-sama mencapai mimpi tersebut (innovating).
Banyak pemimpin media, wartawan, dan masyarakat umum yang antusias menghadiri acara ini yang membahas tentang pemimpin ideal yang berkualitas untuk memimpin bangsa ini. Tanggapan positif muncul dari para audiens mengenai acara ini. Rencananya, Suara Muslim akan mengadakannya secara rutin setiap bulan untuk membahas isu-isu aktual terkini. Diharapkan dengan adanya acara ini akan melahirkan ghirah baru dalam memilih dan menciptakan pemimpin yang berkualitas bagi bangsa Indonesia.
EDITOR: Iwan Y
kereen
Muslim first