Perdebatan antara hutang pemerintah dan pembangunan infrastruktur di daerah makin memanas. Semua ahli ikut menyampaikan pendapat baik pro dan kontra, baik ahli ekonomi, ahli politik, ahli sosial budaya bahkan sampai disudut warung warung kopi jadi pembahasan yang luar biasa. Dari mulai bahasa santun sampai bahasa yang tak layak dikonsumsi pun di pakai.

Lalu, bagaimana kita akan memposisikan diri kita dalam perdebatan ini?

Mari kita bergerak dalam pembangunan infrastruktur ini, manfaatkan secara maksimal. Terlepas dari beban hutang negara, saya akan ambil beberapa nilai positif dalam pembangunan infrastruktur ini terhadap perkembangan UMKM :

1. Kemudahan Bahan Baku.

Inilah komponen 40 s/d 60% dalam beban produksi. Dengan kemudahan pengiriman bahan baku maka suplier bahan baku akan semakin banyak dan tentunya akan berimbas pada harga yang kompetitif. Bagi penyedia bahan baku juga akan memperendah biaya kirim dan juga jumlah pengiriman bahan baku.

2. Kemudahan Pengiriman Produk.

Dalam penjualan produk, biaya, kecepatan dan pengiriman barang sangatlah memegang kunci marketing. Berapa banyak sekarang expedisi bermunculan, yang dulu hanya kita kenal paket pos. Belum penyedia expedisi antar pulau, dapat dimonitor keberadaan barang yang kita kirim. Bagi pembaca yang suka belanja online, kalau kita baca dengan teliti klaim pembeli sebagian besar karena efek pengiriman produk seperti : pengiriman lama, packing rusak bahkan salah alamat kirim.

3. Pengadaan sarana dan pra sarana usaha.

Beberapa pabrik mulai melebarkan sayapnya ke daerah. Tentunya ini harus mulai direspon oleh UMKM dengan mulai memodernisasi peralatan kerja dengan menyesuaikan budget produksi. Kelebihan UMKM sebagai penyedia barang dengan model lebih banyak akan menjadi unggulan atau senjata andalan melawan pabrik yang cenderung massal.

4. Buyer atau Kustomer

Inilah yang menjadi salah satu nilai positif bagi UMKM. Dengan infrastruktur yang sudah memadai maka Buyer/Pembeli Asing akan langsung datang ke unit unit UMKM dan dapat melakukan transaksi langsung. Kami merasakan saat harus membawa Buyer ke daerah purwokerto beberapa tahun yang lalu, mobil pribadi jadi pilihan utama waktu itu. Sekarang dengan kereta begitu mudah, baik pemesanan tiket bahkan sampai ke hotel.

Begitu juga beberapa tahun yang lalu untuk membawa buyer ke medan, tidaklah semudah saat ini.

Secara umum, kami mengajak ke pembaca untuk memaksimalkan pembangunan yang ada baik disegala bidang sesuai dengan keahlian masing-masing.

Karena keterlambatan kita dalam menjemput bola sebagai akibat dari pembangunan infrastruktur ini, maka kita hanya akan jadi penonton aktifitas ekonomi tersebut. Bahkan yang lebih menyakitkan, kita akan jadi pembeli produk yang dibuat orang Indonesia, diperusahaan asing yang berada di Indonesia dan kita tidak menerima manfaat selain manfaat langsung barang tersebut.

Kemudahan transportasi baik darat, laut dan udara gunakan semaksimal mungkin. Jadikan kita menjadi bagian dari pengisi pembangunan, sebagai bagian dari perkembangan ekonomi kemasyarakatan.

Kalau bukan kita warga negara indonesia, siapa lagi yang akan membangun ekonomi Indonesia.

3 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama