SERUJI.CO.ID – Demam tifoid merupakan infeksi sistemik yang disebabkan oleh Salmonella Typhi. Demam tifoid banyak ditemukan di masyarakat perkotaan maupun di pedesaan. Penyakit ini erat kaitannya dengan kualitas higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang kurang baik
Di Indonesia penyakit ini bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, tersangka demam tifoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun dengan rata-rata kesakitan 500/100.000 penduduk dan angka kematian antara 0.6–5% (KMK, 2006).
Manusia adalah satu-satunya penjamu yang alamiah dan merupakan reservoir untuk Salmonella typhi. Bakteri tersebut dapat bertahan hidup selama berhari-hari di air tanah, air kolam, atau air laut dan selama berbulan-bulan dalam telur yang sudah terkontaminasi atau tiram yang dibekukan. Pada daerah endemik, infeksi paling banyak terjadi pada musim kemarau atau permulaan musim hujan. Di Indonesia, insiden demam tifoid banyak dijumpai pada populasi yang berusia 3-19 tahun.
Gejala Demam Tifoid
Demam turun naik terutama sore dan malam hari. Keluhan disertai dengan sakit kepala yang sering dirasakan di area jidad, nyeri otot, pegal-pegal, susah tidur, nafsu makan menurun dan mual muntah.
Selain itu, keluhan dapat pula disertai gangguan pencernaan berupa susah BAB atau diare, nyeri perut dan BAB berdarah. Pada anak dapat terjadi kejang demam. Demam tinggi dapat terjadi terus menerus hingga minggu kedua.
Lidah tampak kotor dan tertutup selaput putih (coated tongue), namun tanda ini jarang ditemukan pada anak. Ujung dan tepi lidah tampak kemerahan.
Proses Diagnosis Tifoid
Selain gejala diatas, pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap didapatkan hasil hitung lekosit total menunjukkan leukopeni (<5000 per mm3), limfositosis relatif, monositosis, aneosinofilia dan trombositopenia ringan. Pada minggu ketiga dan keempat dapat terjadi penurunan hemaglobin akibat perdarahan hebat dalam perut.
Pada Pemeriksaan serologi Widal dengan titer O 1/320 diduga kuat diagnosisnya adalah demam tifoid. Reaksi widal negatif tidak menyingkirkan diagnosis tifoid. Diagnosis demam tifoid dianggap pasti bila didapatkan kenaikan titer 4 kali lipat pada pemeriksaan ulang dengan interval 5-7 hari.
Tes lain yang lebih sensitif dan spesifik terutama untuk mendeteksi infeksi akut tifus khususnya Salmonella serogrup D dibandingkan uji Widal dan saat ini sering digunakan karena sederhana dan cepat adalah tes TUBEX®.
Komplikasi Demam Tifoid
Bila penderita terlambat berobat bisa berpotensi mengalami komplikasi. Biasanya terjadi pada minggu kedua dan ketiga demam. Kematian terjadi akbibat komplikasi yang tidak bisa diatasi. Komplikasinya antara lain bisa berupa;
- Tifoid toksik (Tifoid ensefalopati): penderita dengan sindrom demam tifoid dengan panas tinggi yang disertai dengan kekacauan mental hebat, kesadaran menurun sampai koma.
- Syok septik: penderita dengan demam tifoid, panas tinggi serta gejala-gejala toksemia yang berat. Selain itu, terdapat gejala gangguan hemodinamik seperti tekanan darah turun, nadi halus dan cepat, keringat dingin, tangan dan kaki teraba dingin.
- Perdarahan dan perforasi usus (peritonitis): perdarahan ditandai dengan BAB darah segar. Dapat juga hanya perdarahan ringn yang bisa diketahui dengan pemeriksaan feses (occult blood test). Komplikasi ini akan dirasakan nyeri hebat di perut.
- Hepatitis tifosa: kelainan berupa kekuningan seluruh tubuh, pembengkakan liver, dan terdapat kelainan pada tes fungsi hati.
- Pankreatitis tifosa: terdapat tanda pankreatitis akut dengan peningkatan enzim lipase dan amylase. Tanda ini dapat dibantu dengan USG atau CT Scan.
- Pneumonia., didapatkan tanda pneumonia (infeksi paru) yang diagnosisnya dibantu dengan rogten dada.
Metode Penanganan Demam Tifoid
Penderita demam tifoid harus istirahat total tiduran di tempat tidur (termasuk yang rawat jalan di rumah). Makan makananan yang tinggi kalori dan tinggi protein. Konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter secara rutin dan tuntas.
Dokter akan memberikan obat paracetamol untuk menurunkan demam, dan obat-obatan lain untuk mengurangi keluhan-keluahan lain yang dirasakan serta obat antibiotik yang sensitif terhadap salmonella thypi untuk mematikan kumannya.
Pasien dengan gejala klinis yang ringan, tidak ada tanda-tanda komplikasi serta tidak ada komorbid yang membahayakan bisa dilakukan rawat jalan, namun bila terjadi sebaliknya maka rawat inap merupakan pilihan terbaik.
Langkah Pencegahan demam Tifoid
Langkah penting dalam mencegah penyakit tifoid adalah dengan menjaga higiene makanan dan minuman, higiene pribadi dan sanitasi lingkungan yang baik. Sebab penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan atau air yang terkontaminasi oleh feses yang mengandung kuman salmonella thypi.
Ayam yang terinfeksi kuman Salonella Thypi dalam telur yang dikeluarkannya akan mengandung kuman salmonella juga, maka hindari makan telur mentah atau setengah matang. Masaklah telur sampai matang baik putih maupun kuningnya.
Salomonella juga bisa mengkontaminasi daging, sayuran, air, buah dan makanan lainnya. Prinsipnya cuci bersih dan masaklah sampai matang karena kuman Salmonella bisa mati oleh pemanasan.
Bedakan telenan untuk bahan mentah dan bahan matang. Cucilah tangan pakai sabun sebelum dan sesudah makan atau memegang makanan.BAB tidak sembarangan, harus di kakus yang terhubung dengan septic tank dan tertutup.
Pencegahan yang efektif bisa melalui imunisasi tifoid. Imunisasi ini bisa diberikan pada anak usia lebih dari 2 tahun dan di ulang setiap 3 tahun. pemerintah belum menjadikan Imunisasi tifoid sebagai program imunisasi wajib, bila ingin mendapatkannya harus dengan biaya mandiri karena tidak disediakan gratis oleh pemerintah.
oleh:
dr. Endang Sulistiyowati, dokter umum di Sukohardjo
Bagi pembaca SERUJI yang ingin konsultasi ke “Dokter SERUJI Menjawab” silahkan menuju ke sini.
(SU01)