BEIJING, SERUJI.CO.ID – Pemerintah China telah menutup dan menyegel tiga masjid milik Muslim Hui di kota Weishan, Provinsi Yunnan.
“Penutupan dan penyegelan tiga masjid di Weishan, Provinsi Yunnan, ini dilaporkan oleh surat kabar South China Morning Post yang mendasarkan laporannya pada video yang direkam dari lokasi kejadiannya,” demikian pernyataan dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (2/1).
Menurut South China Morning Post, masjid-masjid yang ditutup itu merupakan masjid yang dipakai ibadah oleh etnis Muslim Hui. Otoritas setempat menyebut penutupan dilakukan karena adanya “pendidikan keagamaan ilegal” di masjid-masjid tersebut.
Sebuah video yang didistribusikan surat kabar tersebut menunjukkan puluhan polisi berseragam sedang berhadapan dengan para jemaah Muslim Hui yang berupaya mencegah penutupan masjid. Namun belum bisa diklarifikasi apakah pasukan keamanan itu menahan mereka atau tidak.
Video singkat itu juga menunjukkan pintu masjid dirantai dan disegel.
“Tidak ada rincian tentang nama masjid yang ditutup tersebut,” kata laporan tersebut.
Menurut surat kabar pemerintah China, People’s Daily, kantor pemerintah lokal Weishan menyatakan pihak kepolisian berkoordinasi dengan Komisi Urusan Etnis dan Keagamaan Distrik Weishan melakukan penggerebekan di sejumlah desa di Huihuideng, Sanjia dan Mamichang untuk melindungi stabilitas dan harmoni di kawasan agama.
Diperkirakan ada sekitar 700 ribu warga etnis muslim Hui yang tinggal di Provinsi Yunnan.
Kelompok Muslim di China terdiri dari 10 dari sekitar 56 etnis minoritas.
Kelompok-kelompok etnis muslim di China terdiri atas Hui, Uighur, Kyrgyz, Kazakh, Tajik, Tatar, Uzbek, Salar, Bao’an, dan Dongshiang.
Mayoritas kelompok etnis muslim itu tinggal di wilayah utara dan barat laut China. (SU05)