KARAKAS, SERUJI.CO.ID – Venezuela untuk kedua kalinya membebaskan sekelompok pegiat oposisi Presiden Nicolas Maduro pada Sabtu (2/6) setelah memberi peringatan untuk dugaan kejahatan terhadap pemerintahan sosialis itu.
Pembebasan itu didahului oleh keterpilihan kembali Maduro menjadi presiden dalam pemilihan umum, yang dikecam sejumlah negara Barat karena dianggap hanya mengukuhkan otokrasi di negara anggota kelompok pengekspor minyak OPEC tersebut.
Pemerintah mengatakan bahwa 40 orang pegiat dibebaskan pada Sabtu (2/6), setelah 39 orang lain juga bernasib sama pada Jumat (1/6).
Sebagian besar di antara mereka berperan serta dalam gelombang unjuk rasa anti-Maduro pada 2014 dan 2017, yang berubah menjadi ajang kekerasan sehingga menewaskan sekitar 170 orang.
Beberapa pengkritik mengatakan bahwa pemerintah sengaja menaikkan jumlah angka dengan memasukkan beberapa nama yang sebelumnya sudah dibebaskan dan beberapa lainnya yang bukan tahanan politik.
Lembaga HAM lokal, Penal Forum, mengatakan bahwa hanya 39 orang aktivis yang dibebaskan selama dua hari terakhir.
Nama terkenal yang dibebaskan pada Sabtu (2/6) di antaranya adalah Wilmer Azuaje dan Gilber Caro, serta Raul Baduel, anak mantan jenderal pembelot, demikian sejumlah sumber oposisi mengatakan.
“Saya sangat senang, dan berterima kasih kepada Tuhan, setelah lebih satu tahun keluarga kami kembali bersatu,” kata istri Azuaje, Kelly.
Musuh Maduro mengatakan bahwa kebijakan pembebasan terbaru tidak cukup karena masih anda sekitar 300an orang yang dipenjara.
“Kami meminta komitmen Anda untuk selamanya meninggalkan kekerasan politik, kebencian, dan intoleransi,” kata pejabat tinggi Venezuela, Delcy Rodriguez, kepada tahanan, yang baru dibebaskan, dalam siaran televisi.
Sementara itu, beberapa pegiat dibebaskan pada Jumat (1/6) di antaranya adalah Angel Rivas, mantan jenderal, yang menjadi terkenal karena memanjat atap rumah sambil menyandang senjata saat hendak ditangkap.
Ada pula Daniel Ceballos, mantan wali kota San Cristobal.
“Mampuslah tirani, jayalah kebebasan!” kata Rivas saat meninggalkan penjara pada Jumat (1/6) malam, sebelum menambahkan bahwa syarat pembebasan membuat dia tidak bisa lebih banyak bicara kepada media.
Dua gelombang pembebasan ini tidak memasukkan nama Leopoldo Lopez, yang merupakan penentang Maduro paling terkenal.
Dia adalah salah satu dari dua orang yang dilarang mencalonkan diri menjadi presiden pada pemilihan umum pada 20 Mei. (Ant/SU02)