Bigot mengatakan bahwa ia telah menyampaikan kepada pejabat di Departemen Energi, kantor ilmu pengetahuan dan teknologi Gedung Putih dan Departemen Luar Negeri, bahwa proyek tersebut akan menghadapi penundaan kecuali jika Washington berjanji pada bulan Juni untuk mendanai jumlah yang seharusnya.
Jika AS tidak menyumbangkan rencana yang bernilai triliunan itu tepat waktu maka kontrak untuk merakit sebagian besar proyek akan tertunda, katanya.
AS sendiri merupakan penyedia dari pendanaan ITER sebesar sembilan persen.
Pada Desember lalu, seorang juru bicara departemen energi Shaylyn Hynes mengatakan bahwa pemerintah sedang mengkaji kebijakan nuklir sipil termasuk penelitian dan pengembangan, yang akan mempengaruhi kebijakannya terhadap ITER ke depan. (Ant/SU03)
