SERUJI.CO.ID – Setiap tokoh jenius, ujar Aristoteles, punya unsur kegilaan. No great mind has ever existed without a touch of madness. Sejenis kegilaan itu pula saya rasakan pada Freddie Mercury, legenda Rock Star dari Band Queen.
Saat itu imajinasinya sedang liar. Ia tak ingin menghasilkan lagu rock biasa. Ia ingin menghadirkan suasana opera. Tak hanya pada musik, namun liriknya pun tak biasa. Ditemukan dalam lirik itu kata Galileo, Bismillah, Scaramouche, Fandago. Ditambah dengan awalan “Mama, just kill a man.”
Produser dari EMI record yang akan merekam lagu bertanya. Ini lirik soal apa? kata Freddie, itu puisi. Itu bukan lirik biasa yang mudah dimengerti.
Sang produser masih bisa berkompromi soal lirik. Tapi mengapa panjang lagunya 6 menit? Ini dua kali lebih panjang dari lagu biasa. Tak ada radio yang bersedia memutarnya. Memproduksi lagu ini juga sangat mahal.
Mohon pendekkan menjadi 3 menit. Sang produser memberi arahan. Team lain dari perusahaan itu memperkuat arahan.
Tapi tidak bagi Freddy. Baginya, lagu yang ia beri judul Bohemian Rhapsody itu maha karya. Jangan lagu itu diukur dengan formula biasa. Ia ingin lagu itu tampil apa adanya. Dan lagu itu harus menjadi lagu utama album yang ia beri judul a Night at Opera.
Terjadi adu argumen. Ketidak sepahaman memuncak. Sang produser keras berkata. Uangku yang dipertaruhkan di album ini. Potong lagu itu hingga 3 menit. Atau lagu itu dibuang dan tonjolkan lagu lainnya.
Freddy Mercury bersama Queen memilih meninggalkan EMI record mencari perusahaan lain. Tak lupa ia berkata pada sang produser: anda akan dikenang sebagai orang yang kehilangan Queen. Tak lupa pula ia lemparkan batu memecahkan jendela kaca sang produser.
Bagi Freddy, tak ada kompromi. Imajinasinya soal opera dalam musik rock, puisi yang tak mudah dimengerti dalam lirik, harus diwujudkan. Ia tak peduli bahkan panjangnya 6 menit. Ia tak peduli bahkan perusahan rekaman menolak. Ia tak peduli jikapun radio menolak memutarnya. Ia juga tak peduli bahkan lagu itu hingga kini dikenang lagu yang paling mahal proses produksinya.
Namun justru sejenis kegilaannya melawan konvensi itu yang membuat berbeda. Lagu Bohemian Rhapsody dengan panjang 6 menit meledak. Bahkan lagu itu termasuk lagu yang paling sering diputar oleh radio di Inggris.
Dua kali pula lagu itu berada dalam posisi Hits tangga pertama dalam dua kurun waktu yang berbeda. Pertama ia hits untuk UK Single Charts selama 9 minggu di tahun 1976. Penjualannya pun melampaui 1 juta.
Lagu itu kembali hits 15 tahun kemudian. Ia kembali no 1 di tahun 1991, selama lima minggu, tak lama setelah Freddie Mercury meninggal. Puisi gelap dalam lagu itu justru terus menjadi perdebatan soal apa arti sesungguhnya.
Lagu yang keras ditentang oleh market dan selera industri musik saat itu, justru kini dikenang sebagai satu maha karya dari Queen. Ia dianggap salah satu lagu terbaik yang pernah diciptakan dalam sejarah musik rock. Di tahun 2012, lagu itu bahkan berada dalam rangking pertama Poll yang dibuat ITV sebagai lagu paling favorit nasional selama 60 tahun sejarah musik.