RANGKASBITUNG, SERUJI.CO.ID – Tas rajutan tangan warga Baduy yang terbuat dari kulit kayu serta kain tenun asli warga Baduy Dalam ternyata disukai warga Eropa dan relatif mahal harganya.
Saija tokoh warga Baduy Luar yang juga dipercaya menjadi Kepala Desa Kanekes, kawasan hunian warga Baduy di Kecamatan Leuwidamar Kabupaten Lebak, Banten, kepada SERUJI di stasiun kereta Rangkasbitung, Sabtu pagi (9/3) menuturkan, saat ini turis yang pesan tas kulit kayu yang biasa disebut Koja sedang tinggi. Begitu juga kain tenun ukuran 2 meter dan selendang tenun sedang digemari turis Eropa.
“Hari ini saja saya harus antarkan 30 tas Koja dan 10 selendang serta 10 paket kain tenun asli warga Baduy Dalam. Pemesannya adalah Pak Jorghi, penghubung turis asal Paris yang tinggal di Kemang, Jakarta selatan,” ujar Saija sambil memperlihatkan satu bungkus besar Koja dan selendeng tenunan yang akan diantarkannya ke daerah Kemang, Jakarta Selatan.
Saija yang pernah sekolah di SMP Leuwidamar itu mengaku sedikitnya sebulan sekali mendapat order Koja dan kain tenun untuk turis Eropa melului Jorghi di Kemang.
Saija menjadi perantara pemasar hasil kerajinan tangan warga Baduy karena warga asing tidak dibolehkan pimpinan adat (Pu’un) memasuki daerah Baduy. Terlebih saat ini daerah Baduy sedang melakukan kawalu, yakni pelaksanaan panen, sehingga tidak boleh dikunjungi siapapun selama 3 bulan lamanya.
“Karena itu saya yang mengantarkan barang pesanan berupa koja dan kain tenun ke Kemang Jakarta Selatan,” ujar Saija.
Harga satu unit Koja yang diantarkan Saija, termurah dibandrol 75 Euro atau senilai Rp 1,2 juta. Termahal 110 euro atau senilai Rp 1,7 juta. Sedangkan kain tenun berkisar 75 euro perunitnya sampai 100 euro.
“Kalau bikinnya sulit dan bahan baku kulit kayunya susah, pasti mahal. Begitu juga kain tenun” ujar Kades Kanekes itu.
Koja dan kain tenun saat ini menjadi pekerjaan sampingan warga Baduy selain membuat madu asli dari lebah piaraan di kebun dan membuat gula aren. Madu dan gula aren dari Baduy terkenal bagus untuk dijadikan obat herbal, karena itu sering diborong pejabat Pemda Lebak dan Kantor Gubernur Banten.
Kalau Koja dan tenun dari Baduy, kata Saija sudah lama menjadi buah tangan warga Baduy bagi setiap wisatawan yang melancong ke kawasan Baduy.