Judul puisi esai saya sudah pas: Kutunggu di Setiap Kamisan: Kisah Cinta Yang Terselip di 400 Kamis Seberang Istana. Puisi esai ini didedikasikan kepada para ibu dan siapa saja yang mencari. Hilang tanpa kabar seseorang yang kita cintai membawa ruang hampa yang menganga di hati.

Namun dimana sebaiknya buku ini saya publikasikan agar mudah diakses? Ini era media sosial. Di era ini, negara dengan penduduk terbesar bukan lagi Cina. “Penduduk negara” Facebook sudah melampaui Cina.

Ternyata sudah banyak public library di Amerika, Inggris dan negara lain yang juga bisa diakses lewat facebook.

Sejak tanggal 30 Maret 2018, dibantu teman yang ahli IT, sayapun membuat perpustakaan puisi esai di Facebook. Buku “Kutunggu di setiap Kamisan” diletakkan dalam katalog PUISI ESAI Terbaru.

Dalam perpustakaan Puisi Esai di Facebook bisa dinikmati sekitar lebih dari 40 buku puisi esai yang ditulis ratusan penyair dan penulis dari Aceh hingga Papua (Katalog 2 dan 3). Ada pula katalog video animasi, yang mengekspresikan puisi esai dalam video (Katalog 4).

Ada pula puisi esai yang sudah dipentaskan dalam teater (Katalog 5). Termasuk dalam katalog 5 adalah poetry reading puisi esai oleh Sutardji Calzoum Bachry, Putu Wijaya, Niniek L Karim, Sudjiwo Tejo, Fatin Hamama. juga ada teater Sapu Tangan Fang Ying yang dipentaskan di Jogjakarta oleh Isti Nugroho dan Indra Trenggono.

Ada pula puisi esai yang sudah difilmkan oleh Hanung Bramantyo (Katalog 6).

Saya sedang menunggu selesainya 34 buku puisi esai. Ini seri buku puisi esai Indonesia dari 34 provinsi yang melibatkan 175 penyair dan penulis. Terlibat pula 34 akademisi pemberi kata pengantar dari Aceh hingga Papua. Mereka melukiskan batin Indonesia dalam puisi esai.

Saya juga sedang menunggu para guru dan dosen menuntaskan buku panduan puisi esai untuk sekolah. Lalu ada anak SMP, SMA, dan Universitas menuliskan dunia mereka dalam puisi esai.

Saya juga sedang menunggu kisah hubungan dua negara Indonesia- Malaysia. Sebanyak 10 penyair dari Indonesia dan Malaysia mengekspresikan suasana batin hubungan dua negara itu dalam puisi esai.

Semua buku puisi esai itu nanti juga bisa diakses, dibaca dan dishare lewat facebook. Yang ingin mencetaknya juga bisa mencetak setelah dishare ke email masing masing.

Teknologi sudah sampai di tahap itu. Perpustakaan Puisi Esaipun tersedia di facebook.

Dimana alamatnya? Cukup ke facebook, di bagian searching, ketik saja “Perpustakaan Puisi Esai.” Andapun secepat kilat diantar oleh internet sampai di beranda perpustakaan puisi esai. Enam katalog tersaji di sana.

Jumpa pertama di perpustakaan itu dengan puisi esai saya yang terbaru, selesai revisi 30 April 2018, 41 tahun peringatan gerakan para Ibu Plaza de Mayo. Buku itu sekaligus penanda dilaunchingnya perpustakaan puisi esai di Facebook: Kutunggu di Setiap Kamisan: Kisah Cinta yang Terselip di 400 Kamis Seberang Istana.

Selamat datang di perpustakaan puisi esai di facebook.*

April 2018

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama