JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis data terbaru korban tsunami Selat Sunda yang menerjang Banten dan Lampung. BNPB menyatakan korban tewas bertambah menjadi 430 orang.
“Data sementara dampak tsunami di Selat Sunda hingga 26/12/2018 pukul 13.00 WIB, tercatat 430 orang meninggal dunia, 1.495 orang luka-luka, 154 orang hilang dan 21.991 orang mengungsi,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, di Jakarta, Selasa (24/12).
“Kemungkinan bisa bertambah, karena tim SAR fokus di selatan yakni di Kecamatan Sumur, untuk yang paling parah terdampak masih Pandeglang,” imbuhnya.
Selain itu, Sutopo juga menyatakan ada 681 unit rumah rusak, 69 hotel-vila rusak 60 warung-toko rusak, dan 420 unit perahu mengalami kerusakan akibat tsunami ini. Korban dan kerusakan ini disebut Sutopo berada di 5 kabupaten, yaitu Pandeglang, Serang, Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran.
Dari lima kabupaten tersebut, dampak terparah dialami Kabupaten Pandeglang tercatat 290 orang meninggal, 1,143 orang luka-luka, 77 hilang, dan 17.477 mengungsi.
Lalu di Kabupaten Lampung Selatan dimana korban jiwa mencapai 113 orang meninggal, 289 luka-luka, 14 orang hilang, dan 4.200 orang mengungsi.
Sementara di Kabupaten Serang tercatat 25 orang meninggal, 62 luka-luka, 68 hilang, dan 83 orang mengungsi, di Pesawaran satu korban jiwa, satu luka-luka dan 231 mengungsi. Sedangkan di Tanggamus terdata satu orang meninggal.
Untuk itu masa tanggap darurat diberlakukan selama 14 hari untuk Kabupaten Pandeglang yaitu sejak 22 Desember 2018 hingga 4 Januari 2019. Sementara untuk Lampung Selatan masa tanggap darurat selama tujuh hari sejak 23 hingga 29 Desember 2018.
“Kemungkinan nanti bisa diperpanjang disesuaikan kondisi lapangan. Rekomendasi di dapat dari BMKG dan PVMBG, sedangkan Pemerintah Daerah tetap yang memiliki kewenangan proses evakuasi, sementara BNPB, Kementerian/Lembaga, TNI/Polri dan yang lainnya akan menguatkan operasi evakuasi,” pungkasnya. (SU05)