JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Hasil hitung dari pindai atau scan form C1 yang diinput di sistem perhitungan suara (Situng) Pemilu milik Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk Provinsi Bengkulu sudah selesai 100 persen pada Jumat (26/4) kemarin.
Pada hasil akhir di Situng KPU yang dapat diakses publik secara transparan itu, Prabowo-Sandiaga mendapat dukungan 585.521 suara (50.13%), sementara Jokowi-KH Ma’ruf Amin kalah tipis dengan jumlah 582.564 suara (49,87%).
Kemenangan pasangan yang diusung Partai Gerindra, PKS, PAN, Demokrat, dan Berkarya di Bengkulu yang ditampilkan di situng real count (RC) KPU ini, berbeda dengan hasil quick count (QC) atau hitung cepat beberapa lembaga survei pasca pencobolosan.
Beberapa lembaga survei yang mengestimasi kemenangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin di Bengkulu lewat hasil quick count (QC) pasca pencoblosan pada Rabu (17/4) yang lalu adalah Poltracking, Indo Barometer, Indikator, dan LSI Denny JA.
Penjelasan Lembaga Survei Soal Beda Hasil Quick Count dengan Real Count C1 KPU di Bengkulu

Indikator, lembaga survei ini mengestimasi Jokowi-KH Ma’ruf akan unggul di Provinsi Bengkulu lewat QC-nya dengan 52,61 persen, sementara Prabowo-Sandiaga di 47,39 persen.
Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi menjelaskan bahwa dengan melihat Margin of Error (MoE) QC yang dipublikasikan lembaganya pasca pencoblosan kejadian berbedanya QC dan RC ini bisa dipahami.
“Media seharusnya memberitakan secara lengkap. @indikatorcoid melaporkan margin of error per provinsi. Di Bengkulu misalnya, karena sampel sedikit, MoE +- 7,32%. Dengan prediksi 01 sekitar 52% vs 47% buat 02, jelas kami sebut di situ bahwa selisih antara keduanya tidak signifikan,” tulis Burhan lewat akun twitternya @BurhanMuhtadi, Jumat (26/4).
Media seharusnya memberitakan secara lengkap. @indikatorcoid melaporkan margin of error per provinsi. Di Bengkulu misalnya, karena sampel sedikit, MoE +- 7,32%. Dgn prediksi 01 sekitar 52% vs 47% buat 02, jelas kami sebut di situ bahwa selisih antara keduanya tidak signifikan. pic.twitter.com/7dYMF7nbUS
— Burhan Muhtadi (IG: Burhanuddin Muhtadi) (@BurhanMuhtadi) April 26, 2019
Poltracking Institute, tidak berbeda dengan Indikator, lembaga ini juga meleset hasil QC-nya yang mengestimasi Jokowi-KH Ma’ruf akan menang di Bengkulu dengan 58,78 persen, sementara Prabowo-Sandiaga hanya di 41,22 persen.
Poltracking juga menyampaikan bahwa perbedaan hasil RC dengan QC itu sangat mungkin terjadi dan sudah sesuai dengan estimasi dari QC yang dilakukan dengan adanya MoE yang besar di Bengkulu.
“Quick count nasional ketika ditelusuri ke provinsi sudah beda margin of error nya. terutama untuk provinsi-provinsi (dengan) populasi kecil. Jumlah TPS bengkulu 0.76% dari jumlah TPS secara nasional, dengan MoE 9.65%. QC nasional, MoE 1 % sila diuji dengan RC KPU. Thanks tweps cc @hantayuda,” tulis Analis Politik Poltracking Institute, Agung Baskoro di akun twitternya @AgungBaskoro, Jumat (26/4).
Quick count nasional ktika ditelusuri ke provinsi sdh beda margin of error nya. terutama utk provinsi2 populasi kecil. Jmlah TPS bengkulu 0.76% dr Jumlah TPS scr nasional, dg MoE 9.65%. QC nasional, MoE 1 % sila diuji dg RC KPU. Thanks tweps cc @hantayuda | pic.twitter.com/3EL4CGk6f8
— Agung Baskoro (@AgungBaskoro) April 26, 2019
Indo Barometer, lembaga ini juga mengestimasi Jokowi-KH Ma’ruf menang dengan mengumpulkan dukungan tipis sebesar 51,40 persen dan Prabowo-Sandiaga kalah dengan hanya mampu mendulang 48,60 persen suara. Faktanya kemudian, hasil QC tersebut berbeda dari hasil RC scan C1 KPU.
Peneliti Indo Barometer, Tomo menjelaskan, lembaganya hanya menggunakan 9 sampel TPS di Bengkulu, sehingga angka MoE- nya melebar. Namun, ia memastikan, untuk total suara nasional, tidak akan berbeda jauh dari hasil quick count Indo Barometer.
“Sampel kami di Bengkulu hanya 9 TPS jadi makin sedikit sampelnya, margin of error makin besar. Namun secara nasional margin of error tetap 1 persen. Lagi pula perbedaan kami antara suara Jokowi dan Prabowo tipis,” jelas Tomo.
