YOGYAKARTA, SERUJI.CO.ID – Presiden Jokowi akan memanggil Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian terkait kasus Novel yang belum ada titik terang sampai dengan saat ini. Pemuda Muhammadiyah dan masyarakat sipil siap memberikan fakta dan data terkait pengungkapan kasus Novel tersebut.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak berharap waktu yang begitu lama, cukup menjadi dasar rasional bagi Presiden untuk menangkap ada yang ganjil dalam penanganan kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan.
“Bukan sekedar alasan teknis penyidikan seperti yang disampaikan pihak kepolisian, bahkan sampai Pak Tito menyatakan kasus Novel lebih sulit dibandingkan kasus Bom Bali, bahkan Kadiv Humas menyebutkan kasus ini bisa dituntaskan bertahun-tahun,” kata Dahnil dalam pesan yang diterima SERUJI, Sabtu (4/11).
Dahnil juga berharap, Jokowi perlu mendengarkan masukkan, data, dan fakta yang ditemukan oleh kelompok masyarakat sipil terkait kasus penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan ini.
“Kami Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan kelompok masyarakat sipil lainnya, termasuk para mantan komisioner KPK siap menyampaikan data dan fakta, temuan-temuan kami kepada Pak Presiden Jokowi, untuk mendapat gambaran rinci apa sesungguhnya di balik kasus ini, sehingga Pak Presiden tidak memperoleh informasi hanya dari satu pihak yakni Kapolri,” ujar Dahnil.
Dahnil juga mengingatkan, masyarakat sipil juga telah bekerja mengumpulkan banyak fakta dan data terkait kasus ini.
Jadi, lanjut dia, pihaknya berharap Presiden Joko Widodo mau membuka diri menerima masukkan, keterangan fakta dan data dari masyarakat Sipil.
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi akan memanggil Kapolri Jendral Tito Karnivian terkait belum terungkapnya kasus penyerangan terhadap penyidik seniro KPK, Novel Baswedan.
“Nanti Kapolri saya undang, saya panggil,” kata Presiden usai peresmian Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu di Kota Bekasi, Jumat (3/11), menanggapi pertanyaan wartawan terkait kasus Novel.
(ArifKF/Hrn)