CIREBON, SERUJI.CO.ID – Calon Wakil Presiden (cawapres) nomor urut 02, Sandiaga Uno ditolak kehadirannya di Pondok Pesantren Buntet, Cirebon. Penolakan tersebut tertuang dalam surat berkop Yayasan Lembaga Pendidikan Islam (YLPI) Pondok Pesantren Buntet dan ditandangani langsung pimpinan yayasan KH Adib Rofiuddin.
Penolakan tersebut ramai jadi perbincangan di media sosial, dan disayangkan sikap pimpinan ponpes yang menolak kehadiran Sandiaga tersebut.
Menyikapi hal tersbeut, KH Adib Rofiuddin memberikan penjelasan kepada media alasan pihaknya menolak kedatangan cawapres nomor urut 02 tersebut.
“Penolakan (kedatangan Sandiaga Uno) demi kemaslahatan bersama,” kata KH Adib kepada wartawan di Cirebon, Jumat (1/3).
Ponpes Buntet Sudah Putuskan Dukung Jokowi-KH Ma’ruf di Pilpres 2019

KH Adib menjelaskan, bahwa pihaknya dan seluruh kiai pengelola 54 asrama yang ada di Ponpes Buntet telah sepakat untuk mendukung paslon nomor urut 01, Jokowi-KH Ma`ruf Amin di Pilpres 2019.
“Jika nanti dipaksakan untuk menerima kedatangan Sandiaga Uno dikhawatirkan ada gerakan penolakan dari warga ataupun para santri, yang membuat situasinya tidak baik,” tuturnya.
Karen hal tersebut, imbuhnya, ia meminta Sandiaga untuk legowo membatalkan kunjungan ke Ponpes Buntet.
KH Adib menambahkan, para kiai di Pondok Pesantren Buntet memilih Jokowi dan Kiai Ma`ruf bukan tanpa alasan dan bukan hanya karena Kiai Ma`ruf merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama.
“Selain itu, keluarga besar Pesantren Buntet masih ada hubungan kekeluargaan dengan Kiai Ma`ruf, sehingga lebih memilih ke capres-cawapres nomor urut 01,” ujarnya.
KH Adib berharap kejadian tersebut tidak perlu terlalu dipermasalahkan, sebagaimana pernah kejadian salah satu pesantren di Garut pernah menolak saat Kiai Maruf akan berkunjung ke sana. Namun hal tersebut tidak dipermasalahkan secara berlarut-larut, karena merupakan hak dari tuan rumah.
