JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Beberapa Perwakilan anggota Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) yang terdiri dari Dompet Dhuafa, PKPU dan Rumah Zakat menggelar rapat darurat dengan beberapa organisasi lokal Bangladesh di Cox’s Bazar Bangladesh, Selasa (19/9). Pertemuan yang berlangsung lebih kurang dua jam tersebut, bertujuan untuk mendapatkan update situasi terkini di camp pengungsi.
Salah satu yang menjadi perhatian para relawan kemanusiaan ini adalah terkait legalitas. Pemerintah Bangladesh mewajibkan semua lembaga yang bekerja dalam isu Muslim Rohingya di Bangladesh berada dalam koridor legalitas resmi dan bekerjasama dengan lembaga lokal, mengingat banyaknya kejadian saat pendistribusian barang di luar koordinasi, yang menimbulkan masalah keamanan dan keselamatan serta gangguan terhadap akses jalan raya.
Benny selaku pimpinan delegasi IHA dari Dompet Dhuafa, menegaskan bahwa pertemuan malam itu semakin menguatkan strategi gerakan kemanusiaan oleh IHA. Ia menyarankan, bentuk perhatian atau bantuan terhadap para pengungsi mesti dibangun melalui program jangka panjang bersama organisai lokal yang telah ditunjuk.
“Selain bantuan logistik, dukungan dalam bentuk aktivasi program kesehatan adalah sebuah keniscayaan,” kata dia, Rabu (20/9).
IHA telah menyusun rencana kerja yang terukur, salah satunya berupa meningkatkan fokus bantuan kepada new born baby dan ibu melahirkan yang berada di pengungsian. Apalagi, dalam kurun 6 bulan terakhir, 150 bayi lahir dalam kondisi yang memprihatinkan di camp pengungsian setiap bulannya.