JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Bank Indonesia (BI) menyebut nilai tukar rupiah yang dalam beberapa hari terakhir terus bergerak di kisaran Rp13.900, masih terlalu murah (undervalue), dan mengindikasikan terdapat ruang penguatan pada waktu ke depan.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan nilai tukar rupiah saat ini belum mencerminkan fundamental perekonomian yang terus membaik, seperti terlihat dari indikator inflasi, prospek pertumbuhan ekonomi 2019, dan juga neraca pembayaran.
“Secara hitung-hitungan fundamental, rupiah kita masih undervalue (terlalu murah), baik dari inflasi rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi yang akan lebih baik, dan juga NPI yang lebih baik,” kata Perry saat ditemui di Jakarta, Jumat (8/2).
Merujuk kurs tengah Bank Indonesia, nilai tukar rupiah sejak Jumat (1/2/2019), terus merangsek ke kisaran Rp13.970 dari sebelumnya di Rp14.072. Pada Jumat ini, BI menetapkan kurs tengah rupiah di Rp13.992 per dolar AS.
Adapun di pasar spot, Jumat pagi ini, kurs rupiah dibuka di level Rp13.995 per dolar AS atau melemah 22 poin dibanding posisi sebelumnya Rp13.973 per dolar AS
Menurut analis ekonomi Samuel Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, pada Jumat ini, nilai tukar rupiah kemungkinan bergerak melemah karena pesimisme yang kembali muncul pada pelaku pasar atas penyelesaian perang dagang Amerika Serikat dan China.