MENU

Warga Surabaya Nikmati Temaram Warna Merah Gerhana Bulan Total

SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Setelah sholat gerhana di Masjid Al-Akbar Surabaya, warga Surabaya menikmati rona warna merah temaram gerhana bulan Rabu (31/1) malam pukul 19.35 WIB.

Pergerakan gerhana bulan yang dimulai 18.48 WIB hingga pukul 22.11 WIB membuat Masjid Al-Akbar dipadati jamaah yang datang dari berbagai wilayah Kota Surabaya.

Kendati pihak takmir masjid memfasilitasi warga yang ingin sekedar melihat gerhana bulan total dengan explore scientific ED 80, nampak beberapa warga Surabaya lebih tertarik melihat langsung sekaligus mengabadikan momen pergerakan gerhana bulan di ponsel pintarnya masing-masing.

Seperti yang disampaikan Herlan pria asal Kediri yang menyempatkan diri untuk menonton gerhana bersama istrinya malam itu, mengutarkan pada SERUJI bahwa fenomena alam gerhana bulan semacam ini merupakan fenomena biasa. Bapak dua anak itu mengutarakan bahwa dirinya lebih suka melihat fenomena bulan purnama karena bulan nampak begitu sempurna.

“Ini sebenarnya kalau menurutnya fenomena biasa, kan ya, cuma tidak seperti hari-hari biasa, bisa jadi daya tarikkan gitu. Sebenarnya saya lebih suka bulan purnama, kalau gerhana bulan kan gak enak, hitam. Karena momennya ada sholat gerhana di Masjid Agung maka saya tertarik datang,” tutur laki-laki berusia 47 tahun itu.

Pemukiman rumah Herlan tak jauh dari komplek masjid Agung Al-Akbar Surabaya. “Ini kebetulan saya dapat info dari Suara Surabaya, ada sholat gerhana bersama, langsung saya kesini, masalahnya penuh semua parkirnya, naik motor, rencana saya malah ingin naik sepeda pancal, deket rumah saya 10 menit dari rumah,” tandasnya.

Berbeda dengan Herlan, Imam Hanafi warga Rungkut Lor sengaja menyempatkan datang mengajak putrinya ke Masjid Al-Akbar Surabaya untuk melihat gerhana lantaran ia ingin mengedukasi anak perempuannya semata wayang itu tentang fenomena alam yang sebelumnya dikenal dari buku pelajaran.

“Biar ngerti suasana fenomena alam ya kayak apa, gini diberitahu pada anak-anak supaya besok besok barangkali saya sudah gak ada, kasih pengarahan apa lagi, kalau gak langsung melihat ya gak enak lah, kalau diomongannya lainlah, daripada lihat sendiri,” kata wiraswasta 37 tahun itu di halaman depan masjid saat ditemui SERUJI.

Tak sama dengan Imam Hanafi ataupun Herlan, Adi Setiawan warga Surabaya yang tiggal di Aloha merasakan sensasi yang tak biasa memandang gerhana bulan total.

“Tadi kalau dari bawah sensasinya ketika lihat bareng-bareng dan banyak orangnya. Sembari ngajak jalan-jalan anak perempuan saya,” ujarnya kepada SERUJI. (Luh/SU05)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER