MATARAM, SERUJI.CO.ID– Dinas Kesehatan Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat angka kematian anak pada 2017 mengalami kenaikan dibandingkan 2016.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Usman Hadi di Mataram, Jumat menyebutkan, tercatat 30 kasus kematian anak pada 2017 naik dibandingkan 2016 sebanyak 24 kasus.
“Kasus kematian anak tersebut rata-rata disebabkan berat badan lahir rendah, akibat kurangnya asupan gizi ibu hamil,” katanya.
Selain itu, lanjutnya, karena gagal nafas, tidak menangis saat lahir dan panas tinggi. Sementara, untuk masalah penanganan medis, pihaknya menyakini tim medis pada sejumlah fasilitas kesehatan sudah melaksanakan tugaskanya secara maksimal baik untuk ibu dan anak.
Oleh karenanya, untuk menghindari adanya kasus kematian anak, ibu hamil harus menjaga kesehatan dan jangan sampai kekurangan gizi.
“Ibu hamil dengan berat badan rendah, gizi kurang dan anemia dapat mengganggu saat proses melahirkan,” katanya.
Sementara untuk mengantisipasi kematian anak, Dinkes melalui puskesmas aktif memberikan pelayanan dan pendampingan bagi ibu hamil yang terindikasi kekurangan gizi.
“Saat hamil, kami tetap memberikan makanan tambahan bagi ibu hamil selama 30 hari, dengan ketentuan Rp10 ribu per hari,” sebutnya.
Di samping itu, peran kader kesehatan dan KB juga aktif memberikan edukasi bagi masyarakat termasuk untuk remaja, karena dengan edukasi yang baik ibu hamil bisa menjaga asupan gizi agar anak dan ibu selamat.
Menyinggung tentang kasus kematian ibu melahirkan, Usman menyebutkan, terdapat enam kasus pada 2017 atau terjadi penurunan dibanding 2016 yang tercatat 11 kasus.
“Ini menjadi salah satu keberhasilan kader KB dan kesehatan, karena jika pasangan usia subur menggunakan KB aktif maka tidak ada ibu hamil, sehingga bisa menekan angka kematian ibu dan anak,” katanya menambahkan. (Ant/SU02)