MENU

Amien Rais Diminta Mundur, Kader Balik Tulis Surat Terbuka untuk 5 Pendiri PAN

JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Surat terbuka lima pendiri dan penggagas Partai Amanat Nasional (PAN) yang meminta Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais mundur, kini dibalas oleh Wakil Ketua Dewan Kehormatan PAN, Dradjad Wibowo.

Dalam surat terbukanya, Dradjad menyampaikan ketidak-setujuannya dengan pendapat para pendiri PAN tersebut. Baginya, surat terbuka yang ditulis para pendiri terkait dengan dukungan Amien Rais dan PAN di Pilpres 2019.

“Surat beliau itu tidak obyektif karena tidak sesuai fakta. Contohnya, pak Amien dituduh sering melakukan manuver politik yang tidak sejalan dengan kelima prinsip tersebut. Mari kita lihat prinsip ke 4 dan 5 tentang keterbukaan, inklusif, persamaan hak dan kewajiban warga negara,” demikian bunyi kutipan surat terbuka yang ditulis Dradjad, Rabu (26/12).

Dradjad lalu mengungkit kasus putra Albert Hasibuan, Bara Hasibuan yang maju di Pileg 2014. Menurut rekap KPU Sulut, jumlah suara Bara adalah 17.672 suara. Bara tidak lolos ke Senayan. Yang terpilih adalah Yasti Soepredjo Mokoagow dengan suara 112.758, yang lalu dikoreksi menjadi 103.801 suara.

Baca juga: Pendiri PAN Desak Amien Rais Mundur, Ini Lima Alasannya

“Karena Yasti mundur untuk menjadi Bupati Bolmong, Bara menggantikannya sebagai anggota DPR. Yasti beragama Islam, sebagian besar pemilihnya adalah saudara kita Muslim dari Kabupaten Bolmong. Bara bergama Kristen, tapi hanya belasan ribu saudara kita Kristiani Sulut yang memilih dia,” ungkap Dradjad.

“Faktanya, pergantian Yasti ke Bara mulus-mulus saja di PAN. Tidak ada isu agama apapun. Padahal, kursi Bara itu berasal dari puluhan ribu bahkan mungkin lebih 100 ribu suara Muslim. Pak Amien dan bang Zulkifli Hasan sangat mendukung,” lanjutnya.

Dradjad juga menilai, jika Amien dan PAN tidak inklusif, tidak terbuka, tidak menghormati persamaan hak warga negara dan hak anggota PAN, maka menurutnya apakah mungkin pergantian Yasti ke Bara mulus? Dia pun bertanya soal Amien dan PAN yang disebut kurang inklusif.

“Jika melihat 4 tuduhan pertama terhadap pak Amien, saya meyakini surat itu tidak lepas dari dukungan pak Amien dan PAN ke mas Prabowo, bukan ke pak Jokowi. Terus apa pak Amien tidak boleh mendukung Prabowo? Apakah salah jika Rakernas PAN 2018 mendukung Prabowo? Bukankan itu hak warganegara yang ada di PAN? Jika ada pengaruh kuat pak Amien dalam Rakernas, mengapa beliau berlima pengaruhnya tidak kuat juga di dalam PAN? Mengapa beliau berlima tidak menyuarakan aspirasi dalam Rakernas?,” jelasnya.

Baca juga: PAN Ungkap Enam Keganjilan Surat Terbuka Pendiri Partai

Selain itu, Dradjad juga mempertanyakan bukti empiris dari manuver Amien yang disebut destruktif bagi PAN. Menurutnya, dalam Pileg 2014 kursi dan suara PAN naik. Hal tersebut dikatakannya tidak lepas dari kerja Hatta Rajasa sebagai Ketum saat itu, semua kader PAN, dan manuver politik Amien.

“Soal tuntutan mundur, posisi dan peran pak Amien itu selalu ‘jelas dan tuntas’ dalam Kongres, forum tertinggi PAN. Apakah bapak/ibu berlima hendak mengajari yuniornya untuk tidak taat kepada keputusan Kongres?,” tanya Dradjad.

Sebelumnya, para pendiri PAN mendesak Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais mengundurkan diri dari politik praktis dan menyerahkan PAN sepenuhnya ke tangan generasi penerus.

Baca juga: DPP PAN: Yang Desak Amien Rais Mundur Pendukung Jokowi

Hal itu disampaikan dalam surat terbuka yang mengatasnamkan lima pendiri PAN yaitu Abdillah Toha, Albert Hasibuan, Goenawan Mohammad, Toeti Heraty, dan Zumrotin.

“Kami sebagai bagian dari penggagas dan pendiri PAN merasa bertanggung jawab dan berkewajiban membuat pernyataan bersama,” demikian bunyi surat terbuka yang beredar Rabu (26/12). (SU05)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER