BANDARLAMPUNG, SERUJI.CO.ID – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan hingga Sabtu (5/1) siang, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, mengalami 24 kali kegempaan letusan, 4 kali kegempaan embusan, dan terjadi tremor menerus.
“Pada periode pengamatan 5 Januari 2019, pukul 06.00 WIB sampai dengan 12.00 WIB, Gunung Anak Krakatau tercatat mengalami Kegempaan Letusan sebanyak 24 kali, amplitudo 18-25 mm, durasi 52-114 detik,” kata Staf Kementerian ESDM, Badan Geologi, PVMBG Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Windi Cahya Untung dalam rilis yang diterima di Bandarlampung, Sabtu (5/1).
Selain itu, gunung yang berada di Selat Sunda ini mengalami embusan 4 kali dengan amplitudo 18-22 mm dan durasi 46-110 detik. Kemudian Tremor Menerus (Microtremor) terekam dengan amplitudo 2-17 mm (dominan 7 mm).
Data diambil dari Stasiun Sertung di Selat Sunda, dekat dengan Gunung Anak Krakatau dan sepanjang pengamatan menunjukkan cuaca cerah. Angin bertiup lemah ke arah barat daya-timur laut dengan suhu udara mencapai 28-31 derajat Celsius dan kelembapan udara 56-70 persen.
Baca juga:Â Ditemukan Retakan Gunung Anak Krakatau, BMKG: Waspada Tsunami Susulan
Visual gunung jelas hingga kabut 0-III dengan asap kawah teramati berwarna putih dan kelabu dengan intensitas tebal dan tinggi 300-1.500 meter di atas puncak kawah. Tidak terdengar suara dentuman dan ombak laut terpantau tenang.
Kesimpulannya, tingkat aktivitas Gunung Anak Krakatau Level III (Siaga), sehingga direkomendasikan masyarakat/wisatawan tidak diperbolehkan mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah.
Gunung api di dalam laut itu, kini ketinggiannya menyusut dari semula 338 meter dari permukaan laut (mdpl) menjadi 110 mdpl atau telah berkurang sebagian tubuhnya longsor ke laut, sehingga diduga memicu tsunami Selat Sunda pada Sabtu (22/12). (Ant/SU05)